Nama Kudungga memiliki kemiripan dengan nama Bugis, yakni Kadungga.
Tidak diketahui pasti kapan Kerajaan Kutai didirikan. Berdasarkan dugaan bahwa Prasasti Yupa dikeluarkan oleh Mulawarman pada awal abad ke-5, diperkirakan Kudungga mendirikan Kerajaan Kutai pada akhir abad ke-4.
Meski Kudungga diyakini sebagai raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Kutai, ia bukan pendiri keluarga kerajaan atau dinasti (wangsakarta).
Sosok yang disebut sebagai wangsakarta dalam Prasasti Yupa adalah Aswawarman, putra Kudungga.
Diduga, arti wangsakarta dalam prasasti Yupa merujuk pada keluarga yang sudah berbudaya India, antara lain ditandai dengan nama yang berbau India.
Baca juga: Prasasti Yupa: Fungsi dan Isinya
Para sejarawan meyakini bahwa kedudukan Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku.
Ia kemudian mendirikan kerajaan dan menobatkan dirinya sebagai raja.
Kudungga diperkirakan telah mendapatkan pengaruh budaya Hindu dari India, tetapi belum menerapkannya di kerajaan.
Ketika menjadi raja, Kudungga masih tetap mempertahankan ciri-ciri ke-Indonesiannya.
Sedangkan pengertian anggota dinasti pada masa itu terbatas pada keluarga kerajaan yang telah menyerap budaya India dalam kehidupan sehari-harinya.
Penyerapan budaya India baru terlihat pada masa Aswawarman. Sebab, kata warman pada nama diyakini menjadi salah satu ciri bahwa seseorang adalah penganut Hindu secara penuh.
Dapat disimpulkan, nama raja Kutai yang memeluk agama Hindu dan dianggap sebagai pendiri dinasti adalah Aswawarman.
Baca juga: Mengapa Aswawarman Disebut sebagai Wangsakarta dari Kerajaan Kutai?
Mulawarman adalah tokoh terkenal di Kerajaan Kutai, yang mengeluarkan tujuh Prasasti Yupa.
Sebagaimana disinggung sebelumnya, Mulawarman adalah satu dari tiga putra Aswawarman.
Sang Mulawarman tidak hanya terkemuka, tetapi juga disebut sebagai raja yang berperadaban baik, kuat, dan kuasa.