Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Perang Saudara antara Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib

Kompas.com - 21/02/2024, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Jika tidak, maka Ali termasuk orang yang zalim dan belum layak dibaiat sebagai khalifah.

Di sisi lain, ijtihad Ali memandang ditengah kondisi negara yang karut marut tidak bijaksana untuk mengambil tindakan cepat dan mengeksekusi pembunuh Utsman.

Dibutuhkan satu suara dari berbagai pihak karena identitas pembunuh Utsman juga belum pasti.

Mengutip NU Online, Ali juga bermaksud mencopot jabatan Muawiyah selaku Gubernur Syam sebagai langkah sterilisasi negara dari aparatur lama yang tidak satu visi.

Muawiyah menolak dan berargumen bahwa yang berhak menentukan jabatan bukan orang Madinah saja, mengingat semakin luasnya kekuasaan politik Islam.

Baca juga: Biografi Muawiyah I, Pendiri Dinasti Bani Umayyah

Perselisihan itulah yang bermuara menjadi Perang Shiffin pada 26-28 Juli 657, yang kemudian diakhiri dengan peristiwa tahkim atau arbitrase.

Pada prosesi tahkim, antara pihak Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan mengirim utusannya masing-masing.

Utusan dari pihak Ali bin Abi Thalib adalah Abu Musa al-Asy'ari, sedangkan kubu Muawiyah diwakili oleh Amr.

Hasilnya, pembunuhan Utsman dinyatakan tidak adil dan Ali menerima semua persyaratan dari Muawiyah untuk mengakhiri perang.

Banyak dari pihak Ali bin Abi Thalib yang kecewa dan berselisih setelah peristiwa tahkim karena merasa upaya mereka selama ini sia-sia.

Kekecewaan itu melahirkan kelompok radikal yang dikenal sebagai Khawarij. Anggota kelompok ini pada akhirnya menyerang Ali bin Abi Thalib pada 27 Januari 661 atau 21 Ramadan 40 Hijriah.

Baca juga: Perang Jamal, Pertempuran antara Ali bin Abi Thalib dan Aisyah

Khalifah Ali diserang oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam, saat sedang salat subuh di Masjid Agung Kufah.

Khalifah Ali wafat dua hari setelah diserang, atau pada 29 Januari 661.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com