Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Jamal, Pertempuran antara Ali bin Abi Thalib dan Aisyah

Kompas.com - 06/07/2022, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Perang Jamal terjadi pada tahun 656 di Basra, Irak, antara pasukan Ali bin Abi Thalib, sepupu sekaligus menantu Nabi Muhammad, melawan kubu Aisyah, istri Nabi Muhammad.

Pertempuran ini merupakan perang pertama yang terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Ali bin Abi Thalib dan menjadi bagian dari Perang Saudara Islam Pertama.

Perang Jamal terjadi karena perbedaan pendapat terkait penyelesaian kasus pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan.

Selain itu, perang ini juga disebabkan oleh fitnah terselubung yang dilancarkan oleh para provokator.

Dinamakan Perang Jamal atau Perang Unta (jamal berarti unta), karena dalam pertempuran ini Aisyah bertempur dengan menunggang unta.

Pada akhirnya, peperangan dimenangkan oleh Ali bin Abi Thalib.

Baca juga: Perang Saudara Islam I: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Akhir

Latar belakang

Pada 656, muncul ketidakpuasan atas kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan yang diduga penuh nepotisme dan korupsi.

Alhasil, timbul pemberontakan yang mengakibatkan Khalifah Utsman terbunuh di rumahnya.

Ali bin Abi Thalib menganggap pemberontakan sebagai reaksi wajar dari rakyat yang merasa ditipu oleh pemimpinnya, tetapi di sisi lain juga mengutuk pembunuhan Utsman.

Sepeninggal sang khalifah, Ali bin Abi Thalib, yang sebelumnya bertindak sebagai penengah antara pemberontak dan Utsman, diangkat menjadi khalifah oleh masyarakat Madinah.

Ali awalnya menolak, tetapi akhirnya mau menjadi khalifah setelah menyaksikan kekacauan yang terjadi sepeninggal Utsman.

Pengangkatan ini membuat Aisyah, yang sedang berada di Mekkah, tidak senang. Menurut riwayat, hubungan dua orang terdekat Nabi ini memang telah retak.

Aisyah, yang sebelumnya termasuk salah satu orang yang lantang menyuarakan kritik atas kepemimpinan Utsman, menuntut adanya qisas (pembalasan).

Baca juga: Utsman bin Affan, Khulafaur Rasyidin Pemilik Dua Cahaya

Ia berdalih bahwa pengangkatan Ali seharusnya dilakukan dalam suasana damai, ketika pembunuh Utsman telah ditemukan dan diadili.

Sedangkan menurut kubu Ali, pemerintahan harus terus berjalan sambil mencari pembunuh Utsman. Terlebih lagi, situasi masyarakat sedang kacau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com