Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Perang Saudara antara Muawiyah dan Ali bin Abi Thalib

Kompas.com - 21/02/2024, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pada tahun 657, Khalifah Ali bin Abi Thalib terlibat perang saudara dengan Muawiyah bin Abu Sufyan.

Perang yang terjadi antara kelompok Muawiyah dan kelompok Khalifah Ali bin Abi Thalib terjadi di Shiffin, Suriah.

Merujuk pada lokasinya, nama perang yang terjadi antara kelompok Muawiyah dan kelompok Khalifah Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai Perang Shiffin.

Alasan Ali bin Abi Thalib perang dengan Muawiyah perbedaan hasil ijtihad yang mengakibatkan tarik ulur pembalasan kematian Khalifah Utsman bin Affan.

Perang saudara antara Muawiyah Ra dan Ali bin Abi Thalib Ra berakhir dengan perundingan di Daumatul Jandal, Arab Saudi.

Perundingan antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan pihak Muawiyah disebut peristiwa tahkim.

Bagaimana hasil perundingan tahkim bagi kelompok Ali dan Muawiyah?

Baca juga: Perang Shiffin: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Akhir perang saudara antara Muawiyah dan Ali

Peristiwa perdamaian antara Ali dan Muawiyah pada kejadian Perang Shiffin disebut peristiwa tahkim atau arbitrase, yakni usaha melerai sengketa dengan perantara.

Perang saudara antara Khalifah Ali dan Muawiyah dipicu tragedi pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan oleh pemberontak.

Pemberontakan tersebut disebabkan oleh pemerintahan Khalifah Utsman yang dinilai penuh korupsi dan nepotisme.

Ali bin Abi Thalib menganggap pemberontakan sebagai reaksi wajar dari rakyat yang merasa ditipu oleh pemimpinnya, tetapi di sisi lain juga mengutuk pembunuhan Utsman.

Melihat adanya kekosongan kepemimpinan, Ali bin Abi Thalib, yang sebelumnya bertindak sebagai penengah antara pemberontak dan Utsman, diangkat menjadi khalifah oleh masyarakat Madinah.

Ali bin Abi Thalib juga diketahui sebagai sahabat, keponakan, sekaligus menantu Nabi Muhammad.

Baca juga: Biografi Ali bin Abi Thalib, Anak Asuh Nabi Muhammad

Ketika sebagian sahabat setuju untuk membaiat Ali, Muawiyah bin Abu Sufyan, sepupu Utsman, tidak demikian.

Muawiyah, yang saat itu menjadi Gubernur Syam (Suriah), berargumen bahwa Ali berkewajiban untuk segara menuntut balas (qisash).

Jika tidak, maka Ali termasuk orang yang zalim dan belum layak dibaiat sebagai khalifah.

Di sisi lain, ijtihad Ali memandang ditengah kondisi negara yang karut marut tidak bijaksana untuk mengambil tindakan cepat dan mengeksekusi pembunuh Utsman.

Dibutuhkan satu suara dari berbagai pihak karena identitas pembunuh Utsman juga belum pasti.

Mengutip NU Online, Ali juga bermaksud mencopot jabatan Muawiyah selaku Gubernur Syam sebagai langkah sterilisasi negara dari aparatur lama yang tidak satu visi.

Muawiyah menolak dan berargumen bahwa yang berhak menentukan jabatan bukan orang Madinah saja, mengingat semakin luasnya kekuasaan politik Islam.

Baca juga: Biografi Muawiyah I, Pendiri Dinasti Bani Umayyah

Perselisihan itulah yang bermuara menjadi Perang Shiffin pada 26-28 Juli 657, yang kemudian diakhiri dengan peristiwa tahkim atau arbitrase.

Pada prosesi tahkim, antara pihak Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah bin Abu Sufyan mengirim utusannya masing-masing.

Utusan dari pihak Ali bin Abi Thalib adalah Abu Musa al-Asy'ari, sedangkan kubu Muawiyah diwakili oleh Amr.

Hasilnya, pembunuhan Utsman dinyatakan tidak adil dan Ali menerima semua persyaratan dari Muawiyah untuk mengakhiri perang.

Banyak dari pihak Ali bin Abi Thalib yang kecewa dan berselisih setelah peristiwa tahkim karena merasa upaya mereka selama ini sia-sia.

Kekecewaan itu melahirkan kelompok radikal yang dikenal sebagai Khawarij. Anggota kelompok ini pada akhirnya menyerang Ali bin Abi Thalib pada 27 Januari 661 atau 21 Ramadan 40 Hijriah.

Baca juga: Perang Jamal, Pertempuran antara Ali bin Abi Thalib dan Aisyah

Khalifah Ali diserang oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam, saat sedang salat subuh di Masjid Agung Kufah.

Khalifah Ali wafat dua hari setelah diserang, atau pada 29 Januari 661.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com