Pengiriman utusan selama perang antara Kristendom dab Islam dilakukan oleh para diplomat.
Charlemagne merupakan salah satu pemimpin pada masa Kristendom.
Dia dilantik menjadi penguasa Kekaisaran Romawi Suci oleh Paus Leo III karena pemimpin Kekaisaran Bizantium tidak lagi dapat diandalkan.
Dengan begitu, Charlemagne memimpin sebuah Kristendom yang besar dan mulai menerapkan sistem diplomasi yang baru.
Baca juga: Faktor Munculnya Reformasi Gereja
Selama masa kepemimpinannya, Kristendom memiliki hubungan yang tidak baik dengan dunia Islam.
Adapun selama Perang Salib mulailah dikirim utusan-utusan untuk melakukan negosiasi dengan pihak Timur.
Awal Perang Salib menandai dimulainya masa pencerahan atau Renaissance, yakni masa ketika kekuasaan gereja tidak lagi memberikan pengaruh yang besar di Eropa.
Dengan semakin meluasnya pengaruh Islam ,terutama Kekaisaran Ottoman di Eropa, membuka peluang besar untuk mengakhiri masa kegelapan.
Dengan begitu, sistem diplomasi pun ikut berkembang seperti yang telah diterapkan di Italia dan disempurnakan di Perancis, kemudian menjadi acuan praktek diplomasi hingga saat ini.
Masa Renaissance menandai awal dimulainya seni diplomasi yang baru dan juga menginisiasi sistem diplomasi modern.
Doktrin absolutisme dan adanya Kristendom mengukuhkan posisi gereja yang penting dalam sistem perpolitikan saat itu.
Oleh karena itu, sistem diplomasi yang ada pun tidak dapat lepas dari pengaruh Gereja.
Referensi: