Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Perkembangan Sistem Pemerintahan Romawi Kuno?

Kompas.com - 25/01/2024, 16:05 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Senat adalah dewan bangsawan yang terdiri dari sekitar 300 mantan konsul. Para konsul bertanggung jawab kepada senat.

Senat juga memiliki wewenang untuk memveto keputusan-keputusan majelis.

Republik Roma mulanya merupaka sebuah oligarki karena para bangsawan dalam jumlah kecil memegang posisi penting dalam pemerintahan.

Seiring dengan perkembangannya, diterbitkan undang-undang pertama Roma pada 449 SM untuk menjamin kesempatan yang sama bagi rakyat jelata untuk duduk dalam organisasi pemerintahan.

Kekaisaran Romawi

Ada dua bagian yang berbeda yang membentuk Kekaisaran Romawi.

Terdapat masa keruntuhan Kekaisaran Romawi antara tahun 180 dan 395 Masehi.

Kemudian, ada periode Pax Romana (Kekaisaran Romawi) yang berlangsung sejak 27 SM hingga 180 Masehi.

Dari Augustus Octavianus hingga Marcus Aurelius, Kekaisaran Romawi berkembang pesat di bawah kekuasaan 16 kaisar selama Pax Romana.

Setelah mengalahkan Antonius, Octavianus menjadi orang terkuat di Romawi.

Baca juga: Yunani dan Romawi, Asal dari Tinta Gampang Luntur

Ia kemudian diangkat menjadi kaisar pertama dan memperoleh beberapa gelar, seperti Augustus yang berarti kehormatan tertinggi dan Imperator yang berarti panglima tertinggi.

Terlepas dari kepemimpinannya yang otokratis, Kaisar Augustus menikmati ketenarannya.

Setelah mencapai Roma, agama Kristen memiliki dampak yang besar pada budaya Eropa.

Mereka menjulukinya sebagai zaman keemasan Roma karena betapa cepatnya pemerintahan berkembang pada masa itu.

Kota Roma dibangun dengan sangat megah dan hubungan komersialnya meluas hingga ke China melalui jalur sutra. Adapun fondasi budaya Eropa bertumpu pada tradisi Yunani, Romawi, dan Kristen.

Kontribusi Kaisar Octavianus dalam bidang pemerintahan meliputi:

  • mengadakan operasi pemerintahan
  • menghapus otoritas senat
  • membentuk administrasi yang efisien dan terpusat

Referensi:

  • Basri, M. (2016). Sejarah Eropa. Yogyakarta: Suluh Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com