Hal inilah yang sangat dibenci oleh para santri di Singaparna.
Seikerei seolah-olah menggeser kiblat dari Tanah Suci Mekkah ke Jepang, sehingga membuat duka dalam hati umat Islam di Singaparna.
Baca juga: Apa Itu Seikerei?
Masyarakat sebagai pekerja paksa di bawah ancaman. bayonet, yang sangat mengganggu keluarga dan desa. Jepang juga bertanggung jawab atas distribusi beras.
Jepang memberlakukan kewajiban kepada rakyat Indonesia untuk menyerahkan beras di setiap masa panen.
Peraturan ini membuat rakyat di Singaparna mengalami kesulitan besar.
Daerah-daerah yang biasanya kaya pangan justru mengalami kekurangan beras karena pemerintah Jepang mengangkut seluruh hasil panen.
Para petani pun tidak dapat lagi menikmati hasil kerja mereka.
Baca juga: KH Zainal Mustafa, Pemimpin Perlawanan Rakyat Singaparna
Kemarahan rakyat Singaparna juga dipicu oleh eksploitasi perempuan yang dilakukan Jepang.
Jepang menipu perempuan-perempuan Indonesia dengan iming-iming kesempatan bersekolah di Tokyo.
Namun, para perempuan Indonesia justru dikirim ke zona perang, seperti Burma dan Malaya, untuk memberikan hiburan bagi tentara Jepang.
Referensi: