Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Penyebab Terjadinya Perlawanan Singaparna?

Pada 1943, Kyai Haji Zaenal Mustofa dan pengikutnya mulai membuat rencana untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang.

Namun, Jepang tidak henti-hentinya mengintai dan melakukan pengawasan ketat pada pesantren Sukamanah yang dipimpin Kyai Haji Zaenal Mustofa.

Oleh karena itu, rencana Perlawanan Singaparna telah lebih dulu diketahui Jepang.

Senjata dari besi tajam yang dibuat para pengikut Kyai Haji Zaenal Mustofa telah dirampas Jepang, sehingga mereka hanya bisa menggunakan bambu runcing untuk melawan serangan tentara Jepang.

Dengan keterbatasan persenjataan dan jumlah pasukan, rakyat Singaparna pun terpaksa menyerah kepada Jepang.

Perlawanan Singaparna dipadamkan Jepang, puluhan santri meninggal dunia, dan sebagian lainnya ditangkap serta disiksa. 

Adapun Kyai Haji Zaenal Mustofa juga ditangkap Jepang dan dijatuhi hukuman mati.

Lantas, apa yang sebenarnya melatarbelakangi Perlawanan Singaparna?

Penyebab Perlawanan Singaparna

Agama dan rasa nasionalisme menjadi faktor utama yang mendorong rakyat Singaparna untuk melakukan perlawanan terhadap Jepang.

Rakyat Singaparna terkenal dengan kebenciannya terhadap kolonialisme. Mereka juga mempunyai semagat kemerdekaan yang kuat.

Rasa cinta tanah air inilah yang kemudian melatarbelakangi pecahnya Perlawanan Singaparna.

Berikut ini beberapa penyebab Perlawanan Singaparna:

Pemaksaan melakukan seikerei

Alasan yang paling kuat rakyat Singaparna untuk menentang pemerintahan diktator Jepang berasal dari alasan-alasan agama.

Sebab, pemerintah Jepang memberlakukan kewajiban Seikerei, yaitu membungkuk hormat ke arah Jepang, yang juga mengandung arti perintah untuk menyembah matahari.

Hal inilah yang sangat dibenci oleh para santri di Singaparna.

Seikerei seolah-olah menggeser kiblat dari Tanah Suci Mekkah ke Jepang, sehingga membuat duka dalam hati umat Islam di Singaparna.

Masyarakat sebagai pekerja paksa di bawah ancaman. bayonet, yang sangat mengganggu keluarga dan desa. Jepang juga bertanggung jawab atas distribusi beras.

Kewajiban menyerahkan beras

Jepang memberlakukan kewajiban kepada rakyat Indonesia untuk menyerahkan beras di setiap masa panen.

Peraturan ini membuat rakyat di Singaparna mengalami kesulitan besar.

Daerah-daerah yang biasanya kaya pangan justru mengalami kekurangan beras karena pemerintah Jepang mengangkut seluruh hasil panen.

Para petani pun tidak dapat lagi menikmati hasil kerja mereka.

Eksploitasi perempuan

Kemarahan rakyat Singaparna juga dipicu oleh eksploitasi perempuan yang dilakukan Jepang.

Jepang menipu perempuan-perempuan Indonesia dengan iming-iming kesempatan bersekolah di Tokyo.

Namun, para perempuan Indonesia justru dikirim ke zona perang, seperti Burma dan Malaya, untuk memberikan hiburan bagi tentara Jepang.

 

Referensi:

  • Pratama, A. (2018). Masa Kependudukan Jepang. Pontianak: Derwati Press 

https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/24/180000179/apa-penyebab-terjadinya-perlawanan-singaparna-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke