Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Berdirinya Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompas.com - 04/01/2024, 10:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang biasa disingkat sebagai DIY telah menempati posisi istimewa di Indonesia sebagai sebuah daerah otonom setingkat provinsi.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, DIY tak hanya menjadi saksi perubahan nasional, tetapi juga merangkul peran penting dalam menghidupkan kebudayaan dan keindahan alamnya.

Dengan ibu kota di Yogyakarta, provinsi ini memiliki sejarahnya sendiri yang tak terlupakan.

Bagaimana sejarah kota Yogyakarta yang dijadikan salah satu simbol wilayah keistimewaan di Indonesia?

Baca juga: Mayoritas Masyarakat Pilih Liburan di Dalam Negeri, Bali dan Yogyakarta Favorit

Sejarah Kota Yogyakarta

Pada 13 Februari 1755, Kota Yogyakarta didirikan berdasarkan hasil dari Perjanjian Gianti yang ditandatangani oleh Kompeni Belanda di bawah pimpinan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel.

Isi perjanjian tersebut mengatur pembagian Negara Mataram menjadi dua bagian, di mana separuhnya menjadi hak Kerajaan Surakarta dan separuh lagi menjadi hak Pangeran Mangkubumi.

Dalam perjanjian ini, Pangeran Mangkubumi diakui sebagai raja atas setengah wilayah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah.

Wilayah kekuasaannya meliputi Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede, dan beberapa daerah mancanegara, seperti Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, dan Grobogan.

Setelah pembagian daerah selesai, Sultan Hamengku Buwono I menetapkan bahwa wilayah Mataram di bawah kekuasaannya diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat, dengan ibu kota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Keputusan ini diumumkan pada 13 Maret 1755.

Pada saat penentuan ibu kota dan pusat pemerintahan, Sultan Hamengku Buwono I memilih Hutan Beringin yang terletak di dekat desa kecil bernama Pachetokan.

Di area tersebut, terdapat pesanggrahan bernama Garjitowati, yang sebelumnya dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dan kemudian diubah namanya menjadi Ayodya.

Lalu, Sultan Hamengku Buwono I segera memerintahkan rakyat untuk membuka hutan tersebut guna mendirikan Kraton.

Sebelum Kraton Yogyakarta selesai dibangun, Sultan Hamengku Buwono I memilih untuk menempati pesanggrahan Ambarketawang di daerah Gamping yang pada saat itu sedang dalam proses pembangunan.

Pada 9 Oktober 1755, secara resmi Sultan menetap di pesanggrahan tersebut.

Dari lokasi ini, ia terus mengawasi dan mengoordinasikan proses pembangunan kraton yang sedang berlangsung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com