Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Apakah Yesus dan Isa Sama?

Kompas.com - 28/12/2023, 08:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Namun tidak ada film yang menggambarkan Nabi Muhammad. Tidak boleh dilukis, diwakili orang lain, dimainkan drama dengan figur, atau dipresentasikan apapun. Ini sakral.

Jika ada, maka akan terjadi kontroversi, protes keras, dan kekacauan sosial.

Memang dalam tradisi Eropa dan negara-negara Barat, kritik terhadap agama sudah biasa.
Umat Kristiani sudah biasa menerima kritik, bahkan pada figur paling suci dan sakral pun.

Banyak film yang menyudutkan Yesus, tetapi bagi imam, pastor, romo, dan umat Kristiani, tidak membuat mereka marah.

Ini berbeda dengan tradisi Timur Tengah, Asia, dan di dalamnya umat Islam. Belum bisa dikritik, apalagi menyudutkan dan keras.

Kementerian Agama RI mewacanakan kembali penggunaan nomenklatur Yesus daripada Isa. Itu akan membuka diskusi panjang.

Semoga mendewasakan dan menyehatkan, tidak hanya menuruti pemahaman sendiri tentang agama lain.

Saatnya iman, agama, dan tradisi umat lain dipahami apa adanya menurut yang mengimaninya, tidak menurut iman, tradisi, dan agama sendiri atas orang lain. Itu langkah positif yang bisa mengurangi syak wasangka buruk (prejudis).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com