Oleh sebab itu, Sultan Bayanullah menerima dengan baik dan menjalin hubungan dagang dengan orang-orang Portugis.
Bahkan sultan bersedia menyediakan cengkih asalkan bangsa Portugis mau membangun benteng di Ternate.
Baca juga: Sultan Bayanullah, Raja Ternate yang Menerima Portugis
Saat itu, aliansi dianggap saling menguntungkan, karena peralatan militer dan kapal besar bangsa Portugis dapat mendukung Ternate untuk mengontrol perdagangan rempah-rempah di Maluku dari saingan mereka.
Sejak 1522, terjalin hubungan dagang, khususnya perdagangan cengkih, antara Portugis dan Ternate.
Namun, lambat laun Portugis mulai memaksakan monopoli perdagangan dan ikut campur dalam urusan internal Kerajaan Ternate, sehingga memicu perlawanan dari rakyat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.