Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siapa yang Memimpin Kedatangan Portugis ke Indonesia?

Dalam melakukan penjelajahan samudra, bangsa Portugis menempuh jalur pantai barat Afrika sampai ke Tanjung Harapan, kemudian menyusuri pantai timur Afrika menuju ke Kalikut di India, hingga akhirnya memasuki perairan Indonesia.

Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang mendarat di Indonesia, tepatnya di Kepulauan Maluku pada 1512.

Siapa yang memimpin kedatangan bangsa Portugis di Maluku?

Pemimpin kedatangan Portugis ke Indonesia

Penjelajahan samudra bangsa Portugis untuk menemukan negeri penghasil rempah-rempah, yang diketahui berada di dunia Timur, telah dimulai sejak akhir abad ke-15.

Ekspedisi yang dikirim raja Portugis berhasil mencapai Tanjung Harapan di Afrika Selatan pada 1488, kemudian India pada 1498.

Di bawah kepemimpinan Alfonso de Albuquerque, Portugis berhasil menguasai Goa di India pada 1510 dan Malaka pada 1511.

Alfonso de Albuquerque yang dikenal sebagai tokoh penjelajah Portugis termasyhur di awal abad ke-16, mengutus sebuah ekspedisi dari Malaka menuju perairan Indonesia.

Tujuan Portugis datang ke Indonesia adalah mencari daerah penghasil rempah-rempah, yang ternyata belum didapatkannya ketika menguasai Malaka.

Tokoh pelayaran Portugis yang dikirim ke Indonesia adalah Kapten Antonio de Abreu.

Pada awal 1512, tiga kapal yang dipimpin Kapten Antonio de Abreu bertolak dari Malaka.

Dalam perjalanan, salah satu kapal yang memuat perbekalan tenggelam di Madura. Sementara dua lainnya berhasil mendarat di Kepulauan Banda, yang menjadi pusat produksi pala.

Dari Banda, Antonio de Abreu menuju Ambon, sedangkan wakil komandannya yang bernama Francisco Serrao melanjutkan perjalanan ke arah utara hingga akhirnya tiba di Ternate pada tahun yang sama.

Mendengar kedatangan bangsa Portugis, Sultan Bayanullah dari Ternate mengutus saudaranya untuk mengundang mereka.

Francisco Serrao bertemu sultan dan menunjukkan itikad baiknya untuk membeli rempah-rempah.

Oleh sebab itu, Sultan Bayanullah menerima dengan baik dan menjalin hubungan dagang dengan orang-orang Portugis.

Bahkan sultan bersedia menyediakan cengkih asalkan bangsa Portugis mau membangun benteng di Ternate.

Saat itu, aliansi dianggap saling menguntungkan, karena peralatan militer dan kapal besar bangsa Portugis dapat mendukung Ternate untuk mengontrol perdagangan rempah-rempah di Maluku dari saingan mereka.

Sejak 1522, terjalin hubungan dagang, khususnya perdagangan cengkih, antara Portugis dan Ternate.

Namun, lambat laun Portugis mulai memaksakan monopoli perdagangan dan ikut campur dalam urusan internal Kerajaan Ternate, sehingga memicu perlawanan dari rakyat.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/12/12/170000679/siapa-yang-memimpin-kedatangan-portugis-ke-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke