Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perselisihan pada Masa Khulafaur Rasyidin

Kompas.com - 11/12/2023, 20:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Khulafaur Rasyidin merupakan sebutan bagi empat pemimpin Islam di era setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632.

Empat pemimpin Islam yang dikenal sebagai Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Latar belakang munculnya Khulafaur Rasyidin adalah Nabi Muhammad wafat tanpa meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikanya sebagai pemimpin umat Islam.

Kondisi itu secara tidak langsung memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk memilih khalifah.

Di sisi lain, kebebasan yang ada justru menimbulkan perselisihan di kalangan umat Islam hingga memuncak pada sebuah peperangan.

Bagaimana keadaan umat Islam pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin?

Baca juga: Sejarah Singkat Khulafaur Rasyidin

Perselisihan pada masa Abu Bakar

Sepeningal Nabi Muhammad, Abu Bakar terpilih sebagai khalifah atau Khulafaur Rasyidin yang pertama melalui musyawarah yang mengedepankan kesepakatan bersama.

Melansir NU Online, pemilihan Abu Bakar diiringi perselisihan di antara umat Islam.

Dalam musyawarah, kaum Anshar Bani Khazraj menunjuk Sa’ad bin Ubadah untuk menjadi khalifah yang pertama setelah Nabi Muhammad.

Namun, Bani Aus tidak bersedia menerima pencalonan Sa’ad karena mempertimbangkan pencalonan dari kaum Muhajirin.

Perselisihan tersebut terjadi saat Abu Bakar masih sibuk mengurus jenazah Nabi.

Keadaan bisa ditenangkan setelah Abu Bakar menyampaikan pidatonya dalam rangka meredam perbedaan pendapat di kalangan umat Islam.

Pada akhirnya, umat Islam menjalankan musyawarah hingga terpilihlah Abu Bakar sebagai Khulafaur Rasyidin pertama.

Baca juga: Biografi Abu Bakar, Sahabat Rasulullah yang Paling Utama

Abu Bakar menjadi khalifah selama sekitar dua tahun. Sebelum meninggal pada tahun 634, Abu Bakar mewasiatkan Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua yang menggantikannya.

Umar bin Khattab merupakan Khulafaur Rasyidin yang memimpin cukup lama, yakni selama 10 tahun (634-644).

Sepeninggal Umar, dilakukan musyawarah penentuan pemimpin selanjutnya, di mana Utsman bin Affan memperoleh mayoritas suara.

Perselisihan pada masa Utsman bin Affan

Utsman bin Affan adalah Khulafaur Rasyidin yang berkuasa paling lama, yaitu selama 12 tahun (644-656).

Terlepas dari prestasinya, konflik sosial politik pada masa Khulafaur Rasyidin yang turut menimbulkan perpecahan terjadi di bawah pemerintahan Utsman.

Penyebab terjadinya pergolakan politik pada masa Utsman bin Affan adalah jabatan-jabatan strategis di pemerintahan diberikan Utsman kepada keluarganya dari Bani Umayyah.

Baca juga: Utsman bin Affan, Khulafaur Rasyidin Pemilik Dua Cahaya

Pada tahun 655, sekitar 1.500 orang datang ke Madinah untuk memprotes kebijakan Utsman itu, tetapi tidak ditanggapi sehingga protes berubah menjadi pemberontakan untuk menggulingkan kekuasaannya.

Khalifah Utsman bin Affan wafat pada tahun 656 setelah pemberontak yang bernama Al-Gafiqi berhasil masuk lewat atap rumahnya dan membunuhnya.

Perang Saudara Islam I

Tantangan yang dihadapi Khulafaur Rasyidin memuncak pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib.

Ali bin Abi Thalib adalah sepupu, sahabat, dan juga menantu Nabi Muhammad yang menjadi Khulafaur Rasyidin keempat, menggantikan Utsman bin Affan.

Ketika Ali dibaiat sebagai Khulafaur Rasyidin keempat, kekacauan masih terjadi karena tuntutan untuk menghukum pembunuh Utsman.

Kasus tersebut sampai memicu terjadinya Perang Saudara Islam Pertama.

Baca juga: Perang Saudara Islam I: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Akhir

Perang Saudara Islam Pertama meletus sebagai akibat pembunuhan Utsman dan perbedaan pendapat tentang siapa yang berhak menjadi khalifah

Ali dinilai gagal memenuhi tuntutan Muawiyah I, Gubernur Suriah sekaligus sepupu Utsman, dan penduduk Madinah untuk memberi keadilan bagi Utsman.

Pada awalnya, Ali bin Abi Thalib memilih jalur diplomasi dan bertemu dengan para pihak yang berselisih di Basra, Irak.

Akan tetapi, karena kesepakatan gagal dicapai, peperangan tidak dapat dielakkan dan meletus pada 8 Desember 656 dari siang hingga malam hari.

Peperangan yang dimenangkan oleh Ali bin Abi Thalib ini kemudian dikenal sebagai Perang Jamal atau Perang Unta.

Setelah kalah dalam Perang Jamal, koalisi di pihak oposisi terpecah. Akan tetapi, Muawiyah I belum mau menyerah dan menggunakan insiden kematian Utsman untuk mendapatkan banyak pengikut.

Baca juga: Perang Jamal, Pertempuran antara Ali bin Abi Thalib dan Aisyah

Pada tahun 657, Ali bin Abi Thalib menuju Suriah untuk menghadapi Muawiyah I, di mana kedua pihak kemudian beradu senjata dalam Perang Shiffin.

Setelah terlibat perang selama berhari-hari, pihak Muawiyah menyarankan untuk melakukan arbitrasi.

Pihak Khulafaur Rasyidin mengirim Abu Musa al-Asy'ari sebagai perwakilan, sementara Amr mewakili pihak Muawiyah I.

Hasilnya, pembunuhan Utsman dinyatakan tidak adil dan Amr menipu Musa untuk mendepak Ali bin Abi Thalib dari kekhalifahan.

Banyak dari pihak Ali bin Abi Thalib yang kecewa dan berselisih karena merasa upaya mereka selama ini sia-sia.

Akhirnya, muncul kelompok baru yang radikal dan dikenal sebagai Khawarij. Kelompok ini memusuhi Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah I.

Baca juga: Perang Shiffin: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Pihak Khawarij memerangi pasukan Khulafaur Rasyidin dalam Pertempuran Nahrawan pada tahun 659.

Karena tidak mampu menyingkirkan Ali bin Abi Thalib di medan perang, Khawarij mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi musuhnya itu.

Setelah kematian Ali bin Abi Talib, kekuasaan kekhalifahan diberikan kepada putra tertuanya, Hasan bin Ali.

Namun, Hasan hanya memerintah selama beberapa bulan dan memilih melakukan perjanjian perdamaian dengan Muawiyah I, yang telah mendirikan Kekhalifahan Bani Umayyah.

Setelah itu, kekhalifahan diserahkan kepada Muawiyah I, yang menandai berakhirnya era Khulafaur Rasyidin sekaligus dimulainya masa kekuasaan Bani Umayyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com