Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kota Pontianak

Kompas.com - 04/12/2023, 21:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Pada 1776, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai raja pertama di Kerajaan Pontianak.

Masa penjajahan Belanda-Jepang

Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi pusat perekonomian dan kota Pelabuhan.

Perkembangan Kota Pontianak salah satunya didukung oleh letaknya yang strategis, berada di jalur perdagangan sungai yang besar.

Daerah tersebut juga menghasilkan hasil tambang berupa emas, yang sejak lama menarik perhatian para pedagang China.

Baca juga: Kesultanan Pontianak: Berdirinya, Perkembangan, dan Raja-raja

Dua tahun setelah penobatan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, tiba utusan bangsa Belanda dari Jawa.

Oleh Sultan, mereka ditempatkan di seberang Keraton Pontianak yang terkenal dengan nama Tanah Seribu (Verkendepaal).

Pada 5 Juli 1779, Belanda membuat perjanjian dengan Sultan, yang isinya meminta Tanah Seribu dijadikan tempat kegiatan bangsa Belanda, dan seterusnya menjadi kedudukan Pemerintah Resident het Hoofd Westeraffieling van Borneo (Kepala Daerah Keresidenan Borneo lstana Kadariah Barat) dan Asistent Resident het Hoofd der Affleeling van Pontianak (Asistent Resident Kepala Daerah Kabupaten Pontianak).

Sejak itu, bangsa Belanda semakin banyak yang berdatangan ke Pontianak hingga membangun bisnis ekspor-impor.

Sejak didirikan hingga 1950, Kesultanan Pontianak tercatat mengalami pergantian sultan hingga delapan kali.

Sultan Pontianak keenam, yakni Sultan Syarif Muhammad Alqadrie, memerintah sampai kedatangan Jepang.

Ia meninggal akibat penganiayaan oleh Jepang, yang kemudian dikenal sebagai Peristiwa Mandor.

Baca juga: Sejarah Kota Makassar, Dulunya Bernama Ujung Pandang

Pada masa Jepang, Pontianak seakan terisolasi dari kehidupan luar dan ekonomi rakyat menjadi sulit.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Jepang menggalakkan pertanian pangan di seluruh Kalimantan Barat.

Kota Pontianak perlahan bangkit dari keterpurukannya seiring kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Berdasarkan Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak tanggal 14 Agustus 1946 No. 24/1/1940 PK yang disahkan J Van der Swaal, ditetapkan R Soepardan sebagai Syahkota.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com