KOMPAS.com - Di antara nama-nama sahabat yang menjadi pencatat wahyu yang diterima Nabi Muhammad, ada Zaid bin Tsabit.
Zaid bin Tsabit merupakan laki-laki asal Madinah yang bukan hanya menjadi pencatat wahyu Al Quran, tetapi juga menulis surat-surat Rasulullah.
Semasa hidup, Zaid dikenal sebagai juru tulis pribadi Rasulullah. Ia bahkan diberi kesempatan tinggal bersama Nabi Muhammad.
Lantas, mengapa Zaid bin Tsabit dipercaya oleh Rasulullah untuk menjadi penulis Al Quran?
Baca juga: Zaid bin Tsabit, Juru Tulis Rasulullah yang Menghimpun Al Quran
Zaid bin Tsabit dipercaya oleh Rasulullah untuk menjadi penulis Al Quran karena kekuatan daya ingat dan kecerdasannya.
Kecerdasan Zaid telah tampak sejak masih belia dan ketika usianya 11 tahun, ia sudah menghafal 11 surat Al Quran.
Nabi Muhammad pernah mengajaknya ke sebuah majelis dan memintanya membaca surat-surat yang telah dihafal.
Bacaan Zaid selalu membuat Nabi Muhammad kagum dan dari situlah ia dipercaya sebagai salah satu sahabat Rasulullah yang menulis Al Quran.
Dalam sebuah hadis, Zaid berkata bahwa Rasulullah memerintahkannya untuk belajar bahasa Ibrani untuk memudahkan urusan dengan orang-orang Yahudi.
Hanya dalam waktu 15 hari, Zaid telah menguasai bahasa Ibrani dan mengampu tugas berkirim surat kepada orang-orang Yahudi.
Atas perintah Rasulullah pula, Zaid belajar bahasa Suryani dan dapat menguasainya hanya dalam waktu 17 hari.
Baca juga: Zaid bin Haritsah, Anak Angkat Nabi Muhammad
Di samping mendampingi Nabi Muhammad dalam hal surat-menyurat, Zaid juga terjun ke medan perang.
Bahkan Zaid sudah menyatakan keinginannya untuk berperang bersama Rasulullah sejak usia 11 tahun.
Sepeninggal Rasulullah, Khalifah Abu Bakar menunjuk Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al Quran dan menjadikannya dalam satu mushaf.
Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahih-nya, dari Zaid bin Tsabit ia berkata, "Abu Bakar berkata kepadaku, 'Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang berakal (cerdas). Kami tidak meragukanmu, dan kamu dahulu pernah menulis wahyu untuk Rasulullah SAW. Maka lakukan penelitian kembali dan kumpulkan kembali (untuk ditulis dalam satu mushaf)."
Setelah melalui proses yang amat panjang, jadilah ayat Al Quran yang tersusun secara rapi dalam satu mushaf dan hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar.
Kemudian, pada masa Khallifah Utsman bin Affan, Zaid kembali dipercaya untuk memimpin sebuah tim pembukuan Al Quran.
Zaid ditugaskan menduplikasi mushaf yang dibuat pada masa Abu Bakar menjadi beberapa mushaf agar tidak terjadi perbedaan dalam cara membaca serta huruf Al Quran.
Baca juga: Sejarah Kodifikasi Al Quran
Mushaf-mushaf yang selesai ditulis oleh tim Zaid bin Tsabit dikenal sebagai Mushaf Utsmani, yang dibaca oleh umat Islam di seluruh dunia.
Diriwayatkan bahwa Khalifah Umar bin Khattab pernah berpidato di hadapan umat Muslim dan berkata, "...barangsiapa yang ingin bertanya tentang Al Quran, hendaklah ia datang kepada Zaid bin Tsabit."
Secara umum, beberapa alasan Zaid bin Tsabit dipercaya oleh Rasulullah untuk menjadi penulis Al Quran dan menghimpun Al Quran di masa Abu Bakar dan Utsman bin Affan, yaitu:
Referensi: