Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kampung Naga, Perkampungan Tradisional Sunda

Kompas.com - 26/10/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sejak saat itu, berbagai kegiatan seperti pengajian pun mulai dilaksanakan di Kampung Naga.

Pengajaran mengaji bagi anak-anak di Kampung Naga dilakukan pada malam Senin dan malam Kamis, sementara pengajian bagi orang dewasa dilaksanakan setiap malam Jumat.

Kendati agama Islam sudah sangat berkembang di sana, kepercayaan masyarakat mengenai makhluk halus masih dipegang kuat.

Penduduk Kampung Naga percaya adanya jurig cai, yaitu makhluk halus yang tinggal di air atau sungai.

Lalu, mereka juga mempercayai adanya ririwa, yakni makhluk halus yang suka mengganggu manusia pada malam hari.

Baca juga: Patipi Pulau, Kampung Kecil di Papua yang Memeriahkan Lailatul Qadar

Sistem kemasyarakatan

Menurut catatan terakhir, Kampung Naga berpenduduk 314 jiwa yang menghuni 105 rumah.

Orang Naga yang masih tinggal di kampung tersebut masih sangat memegang kuat adat istiadat warisan nenek moyangnya.

Di Kampung Naga juga ada dua macam sistem kepemimpinan, yaitu formal dan nonformal.

Kepemimpinan formal, yaitu kepemimpinan yang termasuk ke dalam struktur dalam organisasi desa, yaitu RK dan RT.

Sementara itu, kepemimpinan nonformal disebut juga kepemimpinan adat, yakni khusus memimpin adat istiadat yang berlaku dan harus terus dipertahankan dan dilaksanakan.

Umumnya, kepemimpinan adat dipegang oleh kuncen setempat, di mana secara turun-temurun kuncen hanya boleh dijabat oleh laki-laki.

Lamanya kuncen menjabat juga tidak dapat dipastikan, karena berdasar pada kemampuan sang kuncen masih mampu atau tidak menjalankan tugasnya.

 

Referensi:

  • Maria, Siti. Rosyadi. Dewi Indrawati. Renggo Astuti. (1995). Sistem Keyakinan pada Masyarakat Kampung Naga dalam Mengelola Lingkungan Hidup (Studi Tentang Pantangan dan Larangan). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com