Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengungkap Sisi Unik dalam Kisah Hidup Albert Einstein

Kompas.com - 23/10/2023, 15:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Albert Einstein adalah seorang ilmuwan fisika terkenal yang lahir pada 14 Maret 1879 di Ulm, Jerman, dan meninggal pada 18 April 1955 di Princeton, Amerika Serikat.

Dia dikenal karena kontribusinya yang revolusioner dalam fisika teoretis, terutama dalam pengembangan teori relativitas khusus dan umum.

Teori-teori ini mengubah cara kita memahami ruang, waktu, dan gravitasi.

Einstein juga terkenal karena formula ikoniknya, E=mc² yang menjelaskan hubungan antara energi dan materi.

Selain itu, ia pernah menerima Hadiah Nobel dalam fisika pada 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotolistrik.

Namun, di balik rumus-rumus ikoniknya dan kontribusi luar biasa dalam fisika, ada kisah-kisah menarik tentang Einstein yang jarang kita dengar.

Berikut ini kisah-kisah unik Albert Einstein.

Baca juga: 30 Kutipan Inspiratif Albert Einstein, Bisa Dibagikan di Media Sosial

Gerhana matahari menjadikan Einstein terkenal

Pada 1915, Albert Einstein menggemparkan dunia ilmu pengetahuan dengan menerbitkan teorinya tentang relativitas umum.

Teori ini menjelaskan bahwa medan gravitasi dapat menyebabkan perubahan pada kerangka ruang dan waktu, sebuah ide yang mengubah cara kita memahami alam semesta.

Namun, teori relativitas umum tetap menjadi bahan perdebatan hingga 1919 ketika sebuah gerhana matahari total memberikan kesempatan untuk menguji salah satu klaim paling dramatis dari teori ini.

Einstein berpendapat bahwa objek supermasif, seperti matahari akan membuat cahaya bintang yang melewati dekatnya tampak melengkung akibat pengaruh gravitasinya.

Untuk membuktikan teorinya, seorang astronom bernama Arthur Eddington melakukan ekspedisi ke pesisir Afrika Barat untuk mengambil foto gerhana matahari tersebut.

Setelah menganalisis foto-foto tersebut, dia mengkonfirmasi bahwa gravitasi matahari telah membelokkan cahaya sekitar 1,7 detik busur, seperti yang diprediksi oleh relativitas umum Einstein.

Hasil ini mengubah Einstein dari ilmuwan terkenal menjadi selebritas internasional.

Banyak surat kabar saat itu menyebutnya sebagai pewaris Sir Isaac Newton.

Sejak itu, Einstein menjadi salah satu ilmuwan paling terkenal di dunia dan mendunia untuk membagikan pemikirannya tentang alam semesta.

Menurut biografer Einstein, yaitu Walter Isaacson, dalam enam tahun setelah gerhana matahari 1919 itu, lebih dari 600 buku dan artikel ditulis tentang teori relativitasnya.

Pernah diawasi oleh FBI selama 22 tahun

Tak lama sebelum Hitler mengambil alih kekuasaan pada 1933, Einstein meninggalkan Berlin dan pindah ke Amerika Serikat.

Di sana, dia menjadi bagian dari Institute for Advanced Study di Princeton, New Jersey.

Namun, FBI mulai memantau Einstein karena dukungannya terhadap perdamaian, hak sipil, dan pandangan kiri.

Pengawasan ini berlangsung selama 22 tahun.

Agen FBI mendengarkan percakapan telepon fisikawan ini, membuka surat-suratnya, dan menggeledah sampahnya dengan harapan untuk membuktikan bahwa dia adalah seorang pengacau atau mata-mata Soviet.

Mereka bahkan menyelidiki laporan yang mengatakan bahwa dia sedang membangun senjata pemusnah massal.

Meskipun proyek ini tidak berhasil menemukan bukti apa pun, ketika Einstein meninggal pada tahun 1955, berkas FBI-nya telah mencapai 1.800 halaman.

Diminta menjadi Presiden Israel

Einstein merasa memiliki hubungan mendalam dengan warisan Yahudi dan sering menentang anti-Semitisme.

Ketika kepala negara Chaim Weizmann meninggal pada 1952, pemerintah Israel menawarkan jabatan presiden penggantinya kepada Einstein.

Namun, Einstein segera menolak tawaran untuk menjadi presiden Israel.

"Sepanjang hidup saya, saya selalu berurusan dengan masalah-masalah objektif. Oleh karena itu, saya tidak memiliki bakat alami maupun pengalaman yang diperlukan untuk berurusan dengan orang dan menjalankan fungsi resmi," tulis Einstein dalam surat kepada duta besar Israel.

Baca juga: Mengenang Kelahiran Albert Einstein, Sang Jenius Pembuka Tabir Alam Semesta

Memberikan hadiah nobel kepada mantan istrinya

Einstein dan istrinya, Mileva Maric, mengalami masalah dalam pernikahan mereka pada awal 1910-an. Kemudian, Albert Einstein pun meninggalkan keluarganya.

Dia pindah ke Berlin dan mulai menjalin hubungan baru dengan sepupunya yang bernama Elsa.

Dia dan Maric akhirnya bercerai beberapa tahun kemudian pada 1919.

Sebagai bagian dari perjanjian perceraian mereka, Einstein akan memberikannya uang tunjangan tahunan dan hadiah apa pun yang akan dia terima dari nobel. Sebab, Einstein yakin akan memenangi hadiah nobel suatu hari nanti.

Maric pun menyetujui perjanjian perceraian itu. Akhirnya, pada 1922, Einstein menerima penghargaan nobel atas karyanya dalam efek fotoelektrik.

Dia pun menepati janjinya dan memberikan hadiah dari penghargaan nobel tersebut kepada Maric.

Pada saat itu, Einstein telah menikah lagi dengan Elsa yang tetap menjadi istrinya hingga kematiannya pada 1936.

Baca juga: Punya IQ Tinggi, Bocah 11 Tahun Kalahkan Kecerdasan Albert Einstein

Otak Einstein dicuri setelah kematiannya

Einstein meninggal pada April 1955 akibat aneurisma aorta abdominal.

Dia telah meminta agar tubuhnya di kremasi, tetapi dalam insiden yang aneh, patolog Princeton, Thomas Harvey, mengeluarkan otaknya selama otopsi dan menyimpannya.

Harvey berharap dapat mengungkap rahasia kejeniusan Einstein melalui otaknya.

Setelah memperoleh persetujuan terpaksa dari putra Einstein, Harvey kemudian memotong otak itu menjadi potongan-potongan dan mengirimkannya ke berbagai ilmuwan untuk penelitian.

Sejumlah penelitian telah dilakukan sejak 1980-an, tetapi sebagian besar di antaranya telah diabaikan dan dicap sebagai tidak valid.

Salah satu penelitian yang paling terkenal terjadi pada 1999, ketika sebuah tim dari sebuah universitas di Kanada menerbitkan makalah kontroversial menyatakan bahwa Einstein memiliki lipatan aneh di lobus parietalnya, bagian otak yang berhubungan dengan kemampuan matematika dan spasial.

Referensi:

  • Pais, A. (1982). Subtle is the Lord: The Science and the Life of Albert Einstein: The Science and the Life of Albert Einstein. Oxford University Press, USA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com