Itu unsur pengucapan bunyi Sansekerta dan dalam bahasa Indonesia saat ini umum. Bahasa Inggris pun ada dua konsonan itu dibunyikan seperti kata tiga, three. Bahasa Arab tidak mengenal itu.
Kata santri digunakan untuk menyebut orang yang mencari ilmu di pesantren, kenapa bukan tilmidz, jamaknya talamidz? Tidak pula thalib, thullab, atau bentuk-bentuk lain, seperti Taliban.
Di Sumatera ada gerakan tawalib, yang juga dikenal dalam gerakan pendidikan dan kebangsaan. Sama juga gerakan padri yang terkenal melawan penjajahan itu.
Kata santri adalah produk Nusantara, dari tradisi Sansekerta diserap dalam bahasa Indonesia saat ini. Begitu juga institusi pesantren tidak semata-mata kembali pada tradisi Timur Tengah. Ber-islam bukan berarti harus ber-Arab.
Bentukan kata pesantren juga dari santri, merujuk pada tempat di mana santri mengaji. Pesantren memang lebih menyerupai ashram dalam tradisi India yang masih bertahan.
Dalam bahasa Indonesia juga dikenal istilah asrama semacam boarding school, tempat tinggalnya para penuntut pencerahan. Santri dan ashram memang dekat. Begitu juga semacam seminari dalam tradisi Katolik.
Dalam Buddhisme memang juga ada vihara pusat para bhante lelaku. Pesantren juga bisa dibandingkan dengan lembaga itu.
Samanera dan samaneri kurang lebih sebanding dengan santri. Proses sebelum menjadi Bhante atau melakukan penggemblengan awal sebelum ditahbiskan menggunakan istilah itu.
Memang dalam tradisi Islam tidak ada lembaga kependetaan seperti tradisi Buddha dan Katolik, tetapi pesantren secara sosial dan politik bisa dipahami seperti itu.
Dalam Katolik ada orde atau syarekat yang kuat. Dalam Islam hanya ada mazhab yang merujuk semua kelompok, baik awam atau kiai. Ordo dalam Katolik khusus pada imam. Dalam pesantren ada kiai, bukan syaikh dalam Arab.
Para santri yang sukses dan berbagai proses akan dijuluki kiai, jika membimbing santri atau mengasuh pesantren. Kiai, sama juga dengan santri, juga ada dalam tradisi Nusantara, bukan Timur Tengah.
Di Yogyakarta dan Solo, kiai merujuk pada penghormatan tidak hanya manusia, tetapi benda dan makhluk lain. Keris disebut kiai. Kerbau di Solo yang dikeramatkan dijuluki kiai. Orang yang telah meninggal, jasadnya disebut kiai.
Kiai adalah bentuk tradisi di Jawa dalam menghormati fungsi. Mungkin sama dengan Siraja di Batak. Para pemimpin adat dan pemimpin upacara sering mendapat gelar seperti Damang Pijar atau Mantir di suku Dayak.
Kiai adalah tetua atau sesepuh yang umum dijumpai dalam etnis-etnis di Indonesia dengan sebutan bermacam-macam. Kiai menyangkut upacara yang mempunyai pengaruh sosial dan politik.
Pemimpin agama Kristen ada yang disebut Kiai, yaitu Kiai Sadrach (1838-1924) di Jawa. Juga bergelar Radin Abbas Supranata, beliau memang unik. Berkiprah di gereja Kristen tetapi bergelar Kiai, seperti di pesantren. Mungkin ini awal inklusivitas kiai.
Lalu, apakah para cantrik dalam Hindu, samanera/samaneri Buddha, frater dan bruder Katolik, para murid-murid sekolah theologi Kristen, bisa disebut santri? Toh kata santri juga berasal dari bahasa Sansekerta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.