Ketika Cakrabirawa sampai di rumah AH Nasution di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, istrinya yang bernama Johanna Suniarti menahan pintu kamar dan menyuruhnya untuk pergi menyelamatkan diri.
Saat memanjat tembok samping rumahnya, AH Nasution sempat ditembaki oleh Cakrabirawa.
Beruntung ia masih selamat dan dapat bersembunyi di belakang tong air yang berada di rumah duta besar Irak.
Di tempat itulah AH Nasution bersembunyi hingga keadaan kembali aman, sembari merenungkan kenapa Cakrabirawa yang notabene adalah pasukan khusus pengamanan presiden, mencoba membunuhnya.
AH Nasution bisa selamat juga berkat peran ajudannya, Pierre Tendean, yang menghadapi Cakrabirawa dan mengaku sebagai dirinya.
Baca juga: Korban Peristiwa G30S di Yogyakarta
Akibatnya, Pierre Tendean yang dibawa ke Lubang Buaya dan dibunuh bersama para jenderal lain yang berhasil diculik para pelaku G30S.
Selain Pierre Tendean, penyergapan juga menewaskan putri AH Nasution, Ade Irma Nasution, yang tertembak oleh pasukan Cakrabirawa.
Selain AH Nasution, ada Jenderal Ahmad Sukendro yang selamat dari peristiwa G30S.
Nama Sukendro tercantum dalam daftar target yang dibuat oleh sejumlah tokoh simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi pelaksana G30S.
Sukendro adalah orang kepercayaan AH Nasution, yang dikenal antikomunis dan dekat dengan pejabat maupun badan intelijen Amerika Serikat (CIA).
Baca juga: Keterlibatan Cakrabirawa dalam Peristiwa G30S
Sukendro selamat dari peristiwa G30S karena sedang menjalankan tugas negara ke China atas perintah Presiden Soekarno.
Ia ditugaskan sebagai salah satu anggota delegasi Indonesia untuk peringatan Hari Kelahiran Republik China, 1 Oktober 1965.
Setelah mendengar kabar mengenai peristiwa G30S, Sukendro bergegas kembali ke tanah air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.