Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Konflik Rasial dalam Peristiwa 13 Mei di Malaysia

Kompas.com - 14/09/2023, 14:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Polisi dan aparat keamanan kesulitan untuk mengendalikan situasi yang semakin memburuk.

Selama kerusuhan tersebut, terjadi pembakaran bangunan, perampokan toko emas China dan pembunuhan terhadap etnis Tionghoa.

Data resmi dari otoritas Malaysia mencatat bahwa setidaknya 184 orang tewas akibat kerusuhan ini, 356 orang lainnya mengalami luka-luka, dan banyak kasus pembakaran serta kerusakan properti terjadi.

Baca juga: Isu Rasial di Balik Teknologi Pengenal Wajah

Polarisasi rasial dan politik

Peristiwa 13 Mei 1969 mencerminkan polarisasi rasial dan politik yang semakin memburuk di Malaysia pada saat itu.

Kampanye pemilihan umum telah memanas dengan para calon dan anggota partai politik, terutama dari oposisi yang memilih mengangkat isu-isu sensitif terkait bahasa nasional (Bahasa Melayu), kedudukan istimewa orang Melayu sebagai Bumiputera, dan hak-hak warga non-Melayu.

Partai Perikatan (UMNO-MCA-MIC) mengalami pukulan telak dalam Pemilihan Umum tahun 1969.

Jumlah kursi yang berhasil mereka raih di Dewan Rakyat (Parlemen) mengalami penurunan signifikan, dari 89 kursi pada 1964 menjadi hanya tersisa 66 kursi pada 1969.

Partai Perikatan kehilangan sebagian besar kursi-kursi yang mereka pegang sebelumnya, hampir mencapai dua pertiga.

Sementara itu, partai-partai oposisi seperti Partai Gerakan, DAP, dan PPP berhasil meraih total 25 kursi di Dewan Rakyat, sedangkan PAS mampu memenangi 12 kursi.

Hal ini menunjukkan perubahan dramatis dalam komposisi kekuatan politik di Malaysia yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Peristiwa tragis ini pun menjadi puncak dari ketegangan rasial dan politik yang semakin memburuk di seluruh Malaysia.

Masyarakat Melayu dan Tionghoa terpecah lebih jauh dan menciptakan luka yang dalam dalam sejarah Malaysia. Luka akibat konflik rasial ini bahkan belum sembuh sepenuhnya hingga hari ini.

Referensi:

  • Shamsuddin, K. A., Liaw, J. O. H., & Ridzuan, A. A. (2015). Malaysia: Ethnic issues and national security. International Journal of Humanities and Social Science, 5(9), 136-143.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com