Penamaan Istana Kota Piring pun berasal dari struktur tembok istana yang dipenuhi dengan piring-piring dari keramik buatan China dan Eropa.
Baca juga: Benteng Putri Hijau, Peninggalan Kerajaan Aru yang Pernah Dirusak
Di situs ini pernah ditemukan fragmen keramik dari masa Dinasti Yuan, Dinasti Ming, dan piring-piring dari Siam.
Keramik-keramik yang dikoleksi di Istana Kota Piring sudah terseleksi kualitasnya.
Menurut Perret, pagar keliling yang menjadi pusat pemerintahan merupakan sistem pertahanan berupa benteng untuk mencegah adanya gangguan keamanan dari luar.
Kini, di situs Istana Kota Piring telah berdiri banyak rumah warga, termasuk sejumlah fasilitas umum.
Meski telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya dan ada plang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang tentang larangan membangun di kawasan tersebut, pembangunan permukiman yang dilakukan sejak 1990-an terus saja berjalan.
Kondisi reruntuhan Istana Kota Piring juga memprihatinkan, hanya terlihat sisa-sisa tembok istana yang sudah lapuk dengan ketebalan rata-rata sekitar 30 cm dengan ketinggian maksimal 2 meter.
Referensi: