Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Nama Minangkabau, Berawal dari Adu Kerbau

Kompas.com - 30/08/2023, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Konon, asal-usul nama Minangkabau berasal dari sebuah legenda yang cukup populer di daerah tersebut.

Menurut legenda ini, nama Minangkabau berasal dari gabungan dua kata, yaitu minang berarti menang dan kabau yang berarti kerbau.

Berikut penjelasan lebih rinci mengenai asal-usul nama Minangkabau.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Palembang, Kota Tertua di Indonesia

Legenda Minangkabau

Asal-usul nama Minangkabau berasal dari perselisihan yang terjadi antara penduduk di wilayah Sumatera Barat dengan penguasa dari Jawa.

Dikisahkan ada seorang rakyat Sumatera Barat bernama Catri Bilang Pandai yang melakukan pelayaran bersama dengan Sri Maharaja Diraja.

Setelah lama berlayar, Maharaja melihat sebuah gunung berapi.

Maharaja mendapatkan kabar dari orang-orang sekitar bahwa daerah di gunung berapi itu merupakan wilayah yang subur.

Maharaja kemudian memerintahkan nahkodanya untuk merapatkan kapal ke dekat gunung berapi itu.

Seselesainya kapal berlabuh, mereka menetap di suatu lembah yang ada telaga air panasnya.

Tempat tersebut kemudian diberi nama Desa Pariangan. Sampai saat ini Desa Pariangan itu masih ada, terletak tidak jauh dari Padangpanjang, Sumatera Barat.

Seiring berjalannya waktu, Maharaja berhasil menguasai daerah di gunung berapi itu.

Bahkan setelah Maharaja wafat, kerajaan yang dipimpin oleh dua datuk, yaitu Datuk Katumanggungan dan Datuk Parpatih, itu berhasil memperluas wilayah kerajaan.

Penduduknya juga lama-kelamaan semakin banyak. Mereka semua hidup sejahtera dan makmur.

Baca juga: Cerita Rakyat Minangkabau, Si Miskin dan Gergasi

Saking suksesnya, kerajaan ini terkenal sebagai penghasil rempah-rempah dan emas yang berlimpah.

Kabar tentang megahnya kerajaan ini pun terdengar hingga ke daerah lain, termasuk salah seorang raja di Pulau Jawa.

Suatu hari, sang Raja Jawa datang bersama dengan ribuan pasukannya.

Mereka ingin mengambil alih kerajaan di Padangpanjang.

Kedua datuk pun merasa khawatir setelah melihat jumlah pasukan yang dibawa Raja Jawa.

Mereka lalu berunding dengan Catri Bilang Pandai. Menurut Catri Bilang Pandai, cara untuk menghadapi orang dengan kekuatan besar adalah dengan kecerdikan.

Catri pun memutuskan menemui Raja Jawa.

Dengan mengatasnamakan rakyat Sumatera Barat, Catri mengatakan kepada Raja Jawa bahwa menurut rakyat Sumatera Barat, makhluk yang suka berperang atau berkelahi adalah hewan, bukan manusia.

Catri kemudian mengusulkan kepada Raja Jawa untuk mengadu hewan mereka, yaitu kerbau.

Raja Jawa mengeluarkan kerbau besar yang sangat kuat dan menyeramkan.

Ekornya mengibas-ngibas, siap untuk menyerang siapa saja.

Baca juga: Si Lumpuh, Si Buta, dan Si Pengentut, Cerita Rakyat Minangkabau

Berbeda dengan kerbau milik Catri dan Datuk, yang hanya berukuran kecil. Pada bagian hidungnya diikat sebuah taji, yaitu bagian tajam pada kaki ayam yang sudah diasah hingga lancip.

Supaya dapat menang, Datuk dan Catri sengaja mengeluarkan kerbau mereka belakangan setelah kerbau milik Raja Jawa tampak kelelahan.

Benar saja, begitu kerbau besar sedang bersantai sembari menyantap rumput, si anak kerbau segera dikeluarkan.

Anak kerbau langsung mendekati dan menyeruduk si kerbau besar, karena ia mengira kerbau itu adalah induknya.

Akan tetapi, karena pada bagian hidung si anak kerbau sudah dipasang taji, terlukalah si kerbau besar, yang menandakan Raja Jawa kalah.

Semua orang Sumatera Barat pun bersorak sorai atas kemenangan mereka.

Berawal dari situlah, daerah tersebut kemudian diberi nama Minangkabau, yang berarti kerbau menang.

 

Referensi:

  • Utami, Nunik. Rangga Diyarto. (2013). 63 Legenda, Cerita, Mitos, Fabel Nusantara. Jakarta: Anak Kita.
  • Poerbatjaraka, R. Ng. Riwajat Indonesia. Djilid I, (1952). Jakarta: Yayasan Pembangunan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com