Dengan kemampuan bermusik serta meracik lirik yang sarat akan kritik sosial, Harry Roesli melahirkan banyak karya fenomenal untuk jagat musik Indonesia.
Ia kemudian menjadi musisi yang dikenal dengan julukan Si Bengal dari Bandung.
Harry Roesli dijuluki Si Bengal dari Bandung karena ia memang bengal (tidak memiliki batasan) dalam berkarya.
Ia tidak hanya melahirkan budaya musik kontemporer yang berbeda, tetapi juga konsisten melancarkan kritik sosial melalui lirik-lirik yang dibuatnya.
Baca juga: Uzupis, Negara Kecil yang Didirikan Para Seniman
Pada 1973, Harry Roesli juga mendirikan kelompok teater yang dinamai Ken Arok.
Pada tahun berikutnya, ia memutuskan meninggalkan ITB, untuk memilih kuliah musik di Institut Kesenian Jakarta.
Di tengah-tengah kesibukannya, Gang of Harry Roesli dan Ken Arok bubar pada waktu bersamaan, yakni pada 1975.
Harry Roesli terus mengembangkan musik hingga mendapat beasiswa dari Ministerie Cultuur Recreatie en Maatschapelijk Werk (CRM), untuk belajar ke Rotterdam Conservatorium, Belanda.
Pada 1980, Harry Roesli menikah dengan Kania Perdani Handiman, dan mempunyai putra kembar bernama Layala Khrisna Patria dan Lahami Khrisna Parana.
Harry Roesli mendapatkan gelar doktor musik pada 1981 dan setelah itu semakin aktif berkarya.
Selain merilis album musik, ia memiliki sederet karya musik untuk teater, sinetron, dan film.
Harry Roesli juga menjadi pengajar di Jurusan Seni Musik di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Universitas Pasundan Bandung, serta aktif menulis di berbagai media, salah satunya sebagai kolumnis Kompas Minggu.
Di kalangan musisi jalanan Bandung, Harry Roesli dikenal sebagai guru, seniman, pendidik yang ingin menyajikan musik berkualitas pada masyarakat.
Pada 1997, ia mendirikan Rumah Musik Harry Roesli di Bandung, sebagai wadah kreativitas anak-anak Indonesia dalam bermusik.
Harry Roesli meninggal pada 11 Desember 2004 dalam usia 53 tahun karena serangan jantung.
Baca juga: Frank Zappa, Seniman Serba Bisa dan Paling Inovatif
Berikut ini beberapa album yang membingkai karya musik kontemporer dari Harry Roesli.