KOMPAS.com - Secara etimologi, kata yoga berasal dari bahasa Sansekerta kuno, yaitu yuj, yang berarti penyatuan.
Kata yuj sendiri lebih mengarah pada penyatuan atman (diri) dan brahman (Yang Maha Kuasa), sehingga melalui ini seseorang akan lebih baik dalam mengenal tubuh, pikiran, dan jiwanya.
Namun, secara umum, yoga adalah jenis olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh dengan melibatkan aktivitas fisik, latihan pernapasan, teknik relaksasi, dan latihan meditasi.
Lalu, bagaimana sejarah yoga?
Baca juga: Sejarah Olahraga Badminton
Ajaran yoga dibangun oleh seorang filsuf Hindu bernama Maharsi Patanjali.
Ajaran yoga merupakan ilmu yang bersifat praktis dari ajaran Veda.
Menurut Patanjali sendiri, yoga diartikan sebagai Cittavrttinirodha, yaitu penghentian gerak pikiran.
Maharsi Patanjali kemudian menuliskan ajarannya tersebut ke dalam Sastra Yogasutra.
Sastra Yogasutra terbagi ke dalam empat bagian, yaitu:
Selain Sastra Yogasutra, sastra Hindu lainnya yang memuat ajaran Yoga adalah Kitab Upanisad, Kitab Bhagavad Gita, dan Hatta Yoga.
Kitab Weda sendiri menjadi sumber ilmu yoga, yang atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa, telah memuat ajaran-ajaran untuk mencapai penerangan rohani.
Sejak saat itu, ajaran yoga pun terus mengalami perkembangan dan disebut sebagai peninggalan kebudayaan India Kuno.
Kendati begitu, para pakar dan sejarawan masih belum menentukan secara pasti kapan yoga ini diciptakan.
Banyak yang berpendapat bahwa yoga sudah ada sejak Peradaban Lembah Indus, sekitar 3300-1900 SM.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa yoga ada sejak masa Peradaban Weda (1700-500 SM).
Terlepas dari perbedaan pendapat yang ada, yoga terus mengalami perkembangan dan diterima oleh masyarakat di dunia, terutama masyarakat di negara barat yang mulai mengenal yoga pada abad ke-19.
Sampai sekarang, sudah lebih dari 13 juta penduduk Amerika yang percaya dan menjadikan olahraga yoga sebagai olahraga untuk meningkatkan kesehatan mereka.
Sementara itu, di Indonesia, olahraga yoga dipercaya mulai berkembang sejak tahun 1990-an.
Baca juga: Perkembangan Olahraga Indonesia Era Orde Baru
Ada 7 jenis yoga, yaitu:
Hatha Yoga adalah gerakan yoga yang dilakukan dengan posisi fisik (Asana), teknik pernapasan, dan meditasi.
Posisi tubuh Hatha Yoga ini dipercaya dapat mengantarkan pikiran menjadi tenang, sehat, dan penuh vitalitas.
Selanjutnya adalah mantra yoga yang dilaksanakan dengan mengucapkan kalimat-kalimat suci melalui rasa kebaktian dan perhatian yang terkonsentrasi.
Tujuan dari konsentrasi ini adalah agar tercapainya kesucian hati untuk mendengar suara kesunyian, sabda, ucapan Tuhan mengenai identitasnya.
Baca juga: Kaus Polo, Kisahnya Tak Jauh dari Olahraga
Laya yoga adalah jenis yoga yang dilakukan dengan tujuan membangkitkan daya kreatifitas.
Ajaran ini menekankan pada kebangkitan masing-masing cakra, mulai dari cakra dasar hingga ke cakra mahkota.
Cakra dasar terletak di antara anus dan kemaluan, sementara cakra mahkota sebagai pusat masuknya energi ilahi ke seluruh lapisan tubuh dan kesadaran manusia.
Bhakti Yoga adalah gerakan yoga yang memfokuskan diri untuk menuju hati. Diyakini bahwa jika seseorang berhasil menerapkan ajaran ini, maka ia dapat melihat kelebihan orang lain dan tata cara untuk menghadapi sesuatu.
Selain itu, praktik bhakti yoga juga dapat membuat seseorang lebih memiliki welas kasih dan bersedia menerima segala sesuatu di sekitarnya.
Raja Yoga adalah ajaran yoga yang gerakannya menitikberatkan pada teknik meditasi dan kontemplasi.
Nantinya, ajaran ini mengarah pada tata cara penguasaan diri sekaligus menghargai diri sendiri dan sekitarnya.
Baca juga: Asal-muasal Bola Olahraga Biliar, Terbuat dari Gading
Jnana Yoga menerapkan metode untuk mencapai kebijaksanaan dan pengetahuan.
Gerakan jnana yoga ini cenderung untuk menggabungkan antara kepandaian dan kebijaksanaan.
Karma Yoga adalah gerakan yoga yang mempercayai adanya reinkarnasi.
Melalui karma yoga, setiap manusia akan dididik untuk tidak menjadi egois. Adapun ajaran karma yoga meliputi yoga perbuatan atau berkarya.
Contohnya, penghargaan karena mendapat prestasi atau tercapainya suatu tujuan.
Referensi: