Sejalan dengan hubungan diplomatik Aceh-Turki Utsmani yang intensif, beberapa anggota artileri Turki dikirim ke Aceh, berikut senjatanya, untuk berperang melawan Portugis di Malaka.
Baca juga: Mengapa Belanda Menyatakan Perang terhadap Kerajaan Aceh?
Sejumlah sumber Eropa memberitakan bahwa pada 1620 Raja Aceh memiliki 2.000 meriam, di mana 800 di antaranya berukuran besar.
Meriam-meriam tersebut sebagian diperoleh dari Kesultanan Turki Utsmani.
Salah satu bukti bahwa Kerajaan Aceh memiliki hubungan diplomatik yang sangat harmonis dengan Kesultanan Turki Usmani adalah Meriam Lada Sicupak, yang kini berada di Kecamatan Peureulak Kota, Kabupaten Aceh Timur.
Selain dengan Turki, Kerajaan Aceh giat menjalin hubungan diplomatik dengan India, Mesir, dan Arab.
Penguasa Sri Lanka dan Kalikut yang sudah lama bermusuhan dengan Portugis juga ingin membangun hubungan baik dengan Aceh.
Beberapa sejarawan menyatakan bahwa tidak ada penguasa lain di Nusantara yang mempunyai hubungan politik dan diplomatik yang begitu intens dengan kerajaan-kerajaan Islam di Mughal (India), Persia, dan Turki Utsmani, kecuali Kerajaan Aceh.
Referensi: