Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Kolonialisme di Bidang Ekonomi

Kompas.com - 05/06/2023, 06:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kolonialisme adalah paham tentang penguasaan oleh suatu negara atau bangsa terhadap negara lainnya dengan tujuan untuk memperluas wilayah kekuasaannya.

Praktik kolonialisme terjadi akibat adanya keinginan untuk menjadi bangsa yang terkuat, menyebarkan agama dan ideologi, serta keinginan mencari sumber kekayaan alam.

Praktik kolonialisme ini sendiri telah diterapkan di beberapa negara, salah satunya di Indonesia.

Kolonialisme di Indonesia dibawa oleh bangsa Eropa, yang dampaknya mulai terasa setelah Belanda mendirikan Kongsi Dagang Hindia Belanda atau VOC pada 1602.

Lalu, bagaimana dampak kolonialisme di bidang ekonomi?

Baca juga: Dampak Kolonialisme Belanda di Bidang Sosial

Dampak kolonialisme bidang ekonomi

Dampak kolonialisme di bidang ekonomi adalah:

  • Munculnya kongsi dagang yang memonopoli perdagangan
  • Mendorong munculnya perbankan modern di Hindia Belanda
  • Dilakukan pembangunan infrastruktur

Baca juga: Mengapa VOC Mendapat Hak Istimewa?

Munculnya kongsi dagang yang memonopoli perdagangan

Salah satu dampak kolonialisme di bidang ekonomi adalah munculnya kongsi dagang yang memonopoli perdagangan.

Adapun kongsi dagang yang dimaksud adalah VOC, yang memberikan dampak berupa:

  • VOC menguasai komoditi-komoditi ekspor yang sesuai dengan permintaan pasar di Eropa
  • Munculnya sistem ekonomi kapitalisme di dalam tatanan agraria Indonesia, khususnya pada masa Politik Pintu Terbuka

Baca juga: Kolonialisme: Pengertian, Tujuan, dan Perkembangannya

Mendorong munculnya perbankan modern di Hindia Belanda

Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia telah mendorong munculnya perbankan modern.

Kala itu, di Nusantara sebenarnya sudah berdiri berbagai kerajaan yang memiliki mata uang sendiri dan beredar pula mata uang asing yang bernama picis dari Tiongkok.

Akan tetapi, setelah VOC didirikan pada 1602, kegiatan perdagangan di Nusantara mulai mengalami perkembangan yang signifikan.

Alhasil, dibutuhkan lembaga keuangan untuk menunjang kegiatan perdagangan tersebut.

Untuk itu, didirikan Bank van Courant, yang bertujuan memberi pinjaman kepada masyarakat dengan jaminan emas, perak, perhiasan, dan barang-barang berharga lainnya.

Kemudian, pada 1752, Bank van Courant disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening dengan mengeluarkan uang kertas pertama mereka.

Lebih lanjut, pada 1828, didirikan De Javasche Bank sebagai pengganti dari De Bank van De Courant en Bank van Leening yang tutup pada 1818 akibat krisis keuangan.

Baca juga: Sejarah Bank di Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com