Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rampogan Macan: Budaya Jawa yang Dilarang Sejak Masa Kolonial

Kompas.com - 20/05/2023, 23:00 WIB
Susanto Jumaidi,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Harimau disimbolkan sebagai kolonial Belanda. Sedangkan musuhnya harimau, umumnya hewan kerbau, disimbolkan sebagai orang Jawa.

Baca juga: Tradisi Sasapton: Pertunjukan dan Praktik Diplomasi Kultural Banten

Dalam terkaan awam, tentunya kerbau yang akan menjadi lawan harimau pasti mati. Namun dalam jalannya pertunjukan, harimau haruslah mati.

Untuk membuat harimau kalah dalam pertunjukan, maka orang Jawa akan membantu si lawan harimau dengan turut melukai harimau menggunakan senjatanya sampai harimau itu mati.

Ada tiga poin yang disampaikan dalam pertunjukan Rampogan yang telah mengalami pergeseran makna, yaitu sebagai hiburan tamu, ajang uji senjata, dan uji kemampuan prajurit.

Dalam perkembangannya, budaya yang mulanya dilaksanakan dalam wilayah keraton, menyebar luas di berbagai daerah luar keraton.

Baca juga: Warak Ngendog, Simbol Keragaman Budaya di Semarang

Rampogan Macan Dilarang

Semakin berkembangnya praktik Rampogan Macan, memiliki dampak yang buruk terhadap kelestarian Harimau Jawa tersebut.

Namun, maraknya pertunjukan tersebut juga memberi dampak bagi masyarakat Jawa yang hidup di pesisir Selatan, karena mengurangi pembunuh hewan ternak.

Tidak hanya mengurangi hama, banyaknya populasi harimau kala itu berimbas pula kepada munculnya banyak kasus penerkaman manusia oleh harimau.

Memasuki tahun 1905, pemerintah kolonial kala itu menyadari bahwasannya populasi Harimau Jawa telah berkurang akibat berbagai faktor, di antaranya pertunjukan Rampog Macan.

Kemudian secara resmi pada tahun 1905, pemerintah Hindia Belanda melarang melaksanakan pertunjukan Rampog Macan.

Meskipun sudah dilarang, pertunjukan tidak serta merta berhenti, bahkan hingga tahun 1912, masih ditemukan pertunjukan Rampog Macan di Jawa.

Baca juga: Sejarah Pawai Kuda Kosong di Cianjur

Referensi:

  • Karimah, L. (2022). Rampogan Macan: Simbolisme Perlawanan terhadap Kolonial dalam Perayaan Hari Besar Islam (1890-1912). Historia Madania: Jurnal Ilmu Sejarah, 6(2), 34-50.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com