Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2023, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Komnas HAM

KOMPAS.com - Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan terhadap mahasiswa yang melakukan demonstrasi pada 12 Mei 1998.

Aksi demonstrasi dilakukan setelah penyelesaian krisis ekonomi 1988 dirasa tidak menemui titik terang, sehingga rakyat menuntut Soeharto, yang telah 32 tahun menjabat sebagai Presiden Indonesia, untuk turun dari jabatannya dan meminta adanya reformasi.

Namun, aksi damai yang diikuti lebih dari 6.000 mahasiswa, staf, dan dosen, berubah menjadi tragedi setelah aparat melepas tembakan ke arah massa yang tengah bergerak mundur.

Lantas, apa saja dampak Tragedi Trisakti 1998?

Baca juga: Bagaimana Penyelesaian Tragedi Trisakti 12 Mei 1998?

Gugurnya empat mahasiswa Universitas Trisakti

Peluru tajam yang ditembakkan aparat dalam Tragedi Trisakti merenggut nyawa empat mahasiswa Universitas Trisakti, yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

Elang, yang merupakan mahasiswa Fakultas Arsitektur, terkena tembakan di bagian jantung.

Heri tewas setelah peluru menembus dada sebelah kiri hingga ke belakang punggungnya.

Sedangkan Hafidin Royan dan Hendriawan Sie, masing-masing terkena tembakan di kepala dan leher.

Baca juga: 4 Mahasiswa yang Gugur dalam Tragedi Trisakti

Memuncaknya Kerusuhan Mei 1998

Dampak dari penembakan empat mahasiswa Trisakti tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Jakarta.

Setelah berita meninggalnya Elang, Heri, Hafidin, dan Hendriawan tersiar, rakyat di berbagai daerah di Indonesia tidak tinggal diam.

Tragedi trisakti telah menyulut terjadinya peristiwa anarkisme tanggal 13 dan 14 Mei 1998.

Sampai tanggal 15 Mei 1998, amuk masa tidak mereda tetapi telah menjalar ke banyak kota di Indonesia.

Kerusuhan dan penjarahan mengakibatkan ribuan gedung, rumah, toko, dan fasilitas umum hancur, di samping jatuhnya korban jiwa.

Kerusuhan Mei 1998 baru mereda setelah Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada 21 Mei 1998, yang sekaligus menandai akhir dari rezim Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun.

Baca juga: Elang Mulia Lesmana, Mahasiswa yang Gugur dalam Tragedi Trisakti

Mahasiswa Universitas Trisakti berkonvoi melewati Jalan Medan Merdeka Barat menuju depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/5/2015). Aksi ini untuk memperingati 17 tahun tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang menelan korban empat orang mahasiswa Trisakti saat memperjuangkan reformasi.KOMPAS.COM / RODERICK ADRIAN MOZES Mahasiswa Universitas Trisakti berkonvoi melewati Jalan Medan Merdeka Barat menuju depan Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/5/2015). Aksi ini untuk memperingati 17 tahun tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang menelan korban empat orang mahasiswa Trisakti saat memperjuangkan reformasi.

Berkembangnya opini publik yang menyalahkan pihak tertentu

Hasil otopsi membuktikan bahwa empat korban Tragedi Trisakti meninggal karena peluru tajam yang ditembakkan aparat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com