Pada 1832, Journal of the Asiatic Society of Bengal karya James Prinsep menerbitkan kisah pendaki B.H. Hodgson tentang pengalamannya di Nepal Utara.
Konon, pemandu lokalnya sempat melihat makhluk tinggi berkaki dua yang ditutupi rambut hitam panjang, yang tampak lari ketakutan.
Hodgson kemudian menyimpulkan makhluk tersebut adalah orangutan.
Kemudian, pada 1899, terdapat laporan mengenai makhluk mirip kera besar yang meninggalkan jejak. Namun, diduga jejak tersebut merupakan bekas tapak kaki seekor beruang besar.
Baca juga: Chimera, Monster Gabungan Tiga Hewan dalam Mitologi Yunani
Pada tahun 1951, seorang pendaki asal Inggris bernama Eric Shipton sedang mencari rute alternatif dalam pendakiannya di Gunung Everest.
Tidak disangka, di tengah pendakiannya itu, Eric menemukan sebuah bekas tapak kaki raksasa yang berbentuk seperti kaki manusia.
Foto tapak kaki tersebut ia ambil di Merlung Glacier, barat Gunung Everest di perbatasan Nepal-Tibet.
Eric Shipton sendiri dikenal sebagai pendaki yang sangat dihormati pada zamannya. Oleh sebab itu, ketika ia membawa foto tersebut, maka dapat dipastikan foto itu diambil secara nyata.
Kendati begitu, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa foto yang diambil oleh Eric Shipton merupakan foto tapak kaki makhluk Yeti.
Pada 1960, Sir Edmund Hillary, orang pertama yang mendaki Gunung Everest berusaha mencari tahu tentang keberadaan Yeti.
Pasalnya, ia menemukan sesuatu yang diklaim sebagai kulit kepala Yeti.
Akan tetapi, para ilmuwan kemudian menyimpulkan bahwa kulit kepala yang berbentuk helm itu sebenarnya terbuat dari serow, hewan Himalaya yang mirip dengan kambing.
Dengan demikian, belum ada bukti konkrit yang menunjukkan bahwa Yeti benar-benar ada.
Referensi: