KOMPAS.com – Barzanji atau Berzanji merupakan suatu tradisi dalam rangka menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam bahasa Jawa, Barzanji juga disebut dengan istilah Berjanjen, merupakan tradisi yang biasanya satu paket dengan acara muludan.
Dalam praktiknya, Berjanjen merupakan kegiatan membaca kitab Barzanji serta lantunan sholawat yang ditujukan untuk mengenang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Tidak hanya mengenang, dalam kitab tersebut juga mengisahkan tentang sirah Muhammad meliputi kelahiran, pengangkatan menjadi rasul, serta perilaku-perilaku nabi.
Dalam pembacaan budaya lebih luas, tradisi berjanjen juga dilakukan dalam momen selain kelahiran nabi, seperti pada saat acara aqiqah, ketika situasi krisis, dan menjadi kebiasan Muslim dalam ibadah wiridan.
Baca juga: Shalawat Barzanji, Teater Berbalut Musik Religi
Barzanji merupakan sebuah kitab yang dikarang oleh tokoh muslim bernama Syaikh Ja’far Ibn Hasan Ibn Abd al-Karim Ibn Muhammad (1690-1764).
Tujuan dari penulisan kitab ini pun jelas, yaitu untuk meningkatkan kecintaan Muslim terhadap Muhammad SAW dengan mengenang riwayat hidup nabi.
Berkembangnya tradisi Berjanjen atau Barzanji di masyarakat muslim Nusantara tentunya memiliki kisah asal usulnya.
Sejarah Berzanji yang mentradisi di Nusantara juga berkaitan dengan tradisi Muludan atau Maulid Nabi Muhammad.
Kebiasaan melaksanakan Muludan dalam hal memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW telah membudaya dalam masyarakat Muslim di berbagai belahan dunia.
Baca juga: Sejarah Tradisi Haul dalam Masyarakat Islam di Nusantara
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.