Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fungsi Stupa pada Candi Bercorak Buddha

Kompas.com - 08/03/2023, 17:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stupa adalah lambang dari agama Buddha yang berbentuk mangkuk terbalik.

Saat ini, stupa menjadi identitas yang menandakan kesucian sebuah bangunan bercorak Buddha.

Di beberapa wilayah di dunia, stupa menjadi tanda bagi tempat penguburan untuk barang peninggalan yang berharga.

Peninggalan-peninggalan berharga tersebut berupa bagian dari Buddha, mangkuk, jubah, replika cap kaki, dan sebagian material lainnya yang berkaitan dengan Buddha.

Lantas, apa fungsi stupa pada candi bercorak Buddha?

Baca juga: Candi Sumberawan, Stupa Raksasa di Malang

Fungsi stupa

Fungsi stupa pada candi adalah:

  • Menyimpan abu jenazah Buddha Gautama.
  • Tempat meditasi.
  • Tempat untuk memperingati peristiwa penting dalam hidup Sang Buddha atau para biksu.
  • Sebagai ucapan terima kasih dari umat Buddha.
  • Sebagai simbol ajaran agama Buddha.

Stupa berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti gundukan atau timbunan.

Menurut kisah, stupa dipercaya pertama kali dibentuk seperti gundukan tanah yang dibangun untuk menyimpan abu Buddha Gautama (Sang Buddha) setelah meninggal dunia.

Di India kuno, stupa digunakan sebagai makam, tempat menyimpan abu kalangan bangsawan atau tokoh-tokoh penting tertentu.

Sementara itu, di kalangan Buddhis, stupa berfungsi untuk menyimpan abu jenazah seseorang yang sudah dikremasi.

Sisa pembakaran yang berbentuk kristal atau disebut relik tersebut kemudian disimpan di dalam delapan stupa yang terpisah yang didirikan di India Utara.

Dalam perkembangannya, stupa dijadikan sebagai lambang identitas umat Buddha.

Pada masa pemerintahan Ashoka (273-232 SM), didirikan banyak stupa untuk menandakan kedudukan agama Buddha sebagai agama utama di India.

Sama halnya di Asia Timur dan Asia Tenggara, di mana stupa didirikan sebagai bukti pengakuan terhadap agama Buddha.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Candi Borobudur

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com