Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bung Karno Jatuh Sakit Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 24/02/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno pada 17 Agustus 1945.

Pembacaan naskah proklamasi dilaksanakan di kediaman Soekarno, yaitu di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.

Prosesi pembacaan teks proklamasi pada hari itu berjalan dengan sederhana dan cukup intim.

Namun, siapa sangka bahwa ternyata Soekarno jatuh sakit sehari sebelum membacakan teks proklamasi.

Baca juga: Isi Teks Proklamasi dan Sejarah Singkatnya

Soekarno terkena gejala malaria

Tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Akan tetapi, Soekarno tidak berpuasa karena sakit akibat gejala malaria tertiana.

Disebutkan bahwa pada tanggal 17 Agustus pagi, Soekarno dibangunkan oleh dokter pribadinya, yaitu dr. Soeharto dan mengeluh badannya merasa tidak enak. Suhu badannya sangat tinggi.

Malam sebelumnya, Soekarno sempat begadang bersama para sahabatnya untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda.

Lalu, Soekarno pun disuntik dan diberi obat. Setelah itu, Soekarno langsung tertidur pulas dan baru bangun sekitar pukul 09.00

Ada pula versi lain yang menyebutkan bahwa Soekarno diberi madu Yaman oleh seorang keturunan Arab bernama Faradj bin Said bin Awad Martak.

Kelak, madu itulah yang menurut Soekarno sangat membantu kondisinya membaik.

Setelah meminum madu tersebut, Soekarno merasa badannya jauh lebih sehat dan bertenaga sehingga ia bisa membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan baik sampai selesai disertai pidato singkatnya.

Sebagai tanda ucapan terima kasih atas bantuan Faradj, Soekarno menuliskan sebuah surat yang ditulis dan ditandatangani sendiri oleh Soekarno dengan menggunakan cap surat resmi kepresidenan RI.

Setelah membacakan teks proklamasi, Bung Karno kembali masuk ke kamar untuk beristirahat.

 

Referensi:

  • Sejarah RI. (2016). Indonesia Poenja Tjerita. Yogyakarta: PT Benteng Pustaka.
  • Nabhan, Hamid. (2022). Ziarah Sejarah, Mereka yang Dilupakan. Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com