Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Alat Transportasi Perdagangan pada Masa Hindu Buddha

Kompas.com - 26/01/2023, 17:00 WIB

KOMPAS.com - Masuknya Hindu Buddha ke Indonesia terjadi karena terjadinya hubungan dagang antara Indonesia dan India.

Hal ini dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang sangat strategis dalam bidang pelayaran dan perdagangan.

Melalui hubungan perdagangan inilah kemudian muncul pengaruh bagi kedua belah pihak dan terjadi akulturasi kebudayaan.

Lantas, apa alat transportasi perdagangan pada masa Hindu Buddha?

Baca juga: 6 Kerajaan Maritim pada Masa Hindu-Buddha di Nusantara

Perahu dan sejenisnya

Alat transportasi perdagangan pada masa Hindu Buddha adalah kapal dagang besar bercadik ganda, perahu tanpa cadik, dan perahu dengan dayung serta layar tanpa cadik.

Sarana transportasi yang digunakan pada masa Hindu Buddha, baik itu transportasi darat atau laut, dapat diketahui salah satunya melalui relief cerita Lalitavistara di dinding Borobudur.

Dalam relief itu tergambarkan kereta kuda beroda empat yang mengangkut para kalangan bangsawan.

Tidak hanya itu, relief tersebut juga cukup banyak menggambarkan berbagai transportasi air, termasuk kapal atau perahu.

Biasanya, alat transportasi air tersebut digunakan untuk membawa barang-barang dagangan menyebrangi sungai.

Sementara itu, transportasi darat seperti kereta kuda digunakan untuk mengangkut barang dagangan (atitih).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Diponegoro

Hasil Perlawanan Pangeran Diponegoro

Stori
Sejarah Salat Tahajud dan Keutamaannya

Sejarah Salat Tahajud dan Keutamaannya

Stori
Kehidupan Sosial-Budaya Kerajaan Banten

Kehidupan Sosial-Budaya Kerajaan Banten

Stori
Perlawanan La Ode Boha: Ketidakrelaan Rakyat Buton Dijajah Belanda

Perlawanan La Ode Boha: Ketidakrelaan Rakyat Buton Dijajah Belanda

Stori
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banten

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banten

Stori
5 Bahasa Tersulit di Dunia

5 Bahasa Tersulit di Dunia

Stori
Mengapa La Karambau Bertolak Belakang dengan Sultan Buton Sebelumnya?

Mengapa La Karambau Bertolak Belakang dengan Sultan Buton Sebelumnya?

Stori
La Karambau, Sultan Buton yang Memicu Perang dengan Belanda

La Karambau, Sultan Buton yang Memicu Perang dengan Belanda

Stori
Suku-suku di Pulau Sumatera

Suku-suku di Pulau Sumatera

Stori
Suku Asmat, Suku Asli Papua

Suku Asmat, Suku Asli Papua

Stori
Ragam Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Ragam Tradisi Membangunkan Sahur di Indonesia

Stori
Sejarah Sahur, Berawal dari Kisah Sahabat Nabi yang Pingsan

Sejarah Sahur, Berawal dari Kisah Sahabat Nabi yang Pingsan

Stori
Yongsaenggyo, Sekte Sesat Mentor Eks Presiden Korsel

Yongsaenggyo, Sekte Sesat Mentor Eks Presiden Korsel

Stori
Ikhwal Kolak Menjadi Takjil Wajib, Ini Sejarahnya

Ikhwal Kolak Menjadi Takjil Wajib, Ini Sejarahnya

Stori
Sejarah Tarawih 23 Rakaat

Sejarah Tarawih 23 Rakaat

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+