Luqman kemudian dicibir orang, karena membiarkan anaknya berjalan sementara ia naik keledai.
Setelah itu, Luqman memilih turun dan menaikkan anaknya di atas punggung keledai.
Baca juga: Kisah Wafatnya Nabi Muhammad pada 8 Juni 632
Ketika melanjutkan perjalanan, orang kembali mencibir dan mengatakan bahwa sang anak kurang ajar karena membiarkan ayahnya berjalan kaki.
Luqman pun naik, dan bersama-sama mereka melanjutkan perjalanan di atas keledai.
Lagi-lagi, terdengar ejekan yang mengatakan bahwa Luqman dan anaknya begitu tega terhadap keledai.
Akhirnya, mereka berdua sama-sama turun dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan.
Namun, mereka kembali diejek dan dianggap bodoh karena memiliki keledai tetapi tidak dinaiki.
Luqman mengajak anaknya terus berjalan sembari memberi nasihat yang sangat bijaksana. Ia mengatakan bahwa hidup tidak akan pernah lepas dari gunjingan orang lain.
Namun, orang berakal tidak akan mengambil pertimbangan melainkan hanya kepada Allah.
Baca juga: Biografi Nabi Muhammad SAW dari Lahir Hingga Wafat
Luqman juga berpesan agar anaknya mencari rezeki yang halal agar tidak menjadi fakir.
Orang fakir akan tertimpa tiga perkara, yakni tipis imannya, lemah akalnya sehingga mudah tertipu dan terpengaruh, serta hilang kemuliaan hatinya.
Allah kemudian mengabadikan namanya menjadi nama surat dalam Al Quran, yakni surat Luqman.
Kedalaman ilmu dan kebijaksanaan Luqman dalam memberikan nasihat tergambar jelas dalam surat Luqman ayat 12-19.
Surat Luqman ayat 12 berbunyi, "Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji."
Beberapa nasihat Luqman yang tertuang dalam surat Luqman di antaranya:
Baca juga: Biografi Ali bin Abi Thalib, Anak Asuh Nabi Muhammad