Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Zaman Megalitikum Dibanding Zaman Batu Lainnya

Kompas.com - 22/10/2022, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Pembabakan zaman prasejarah berdasarkan ilmu arkeologi dapat dibagi menjadi dua, yakni zaman batu dan zaman logam.

Zaman batu dapat dibagi lagi ke dalam empat periode, yakni zaman Paleolitikum (Batu Tua), Mesolitikum (Batu Tengah), Neolitikum (Batu Muda), dan Megalitikum (Batu Besar).

Dalam pembagian tersebut, zaman Megalitikum memiliki perbedaan mencolok dari tiga zaman batu lainnya.

Lantas, apakah perbedaan zaman Megalitikum dibandingkan dengan zaman batu lainnya?

Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan

Beda Megalitikum dengan zaman batu lainnya

Pada zaman batu, manusia purba hidup dengan peralatan yang terbuat dari batu.

Apabila dibandingkan dengan tiga zaman batu lainnya, zaman Megalitikum memiliki perbedaan yang paling mencolok.

Perbedaan zaman Megalitikum dibandingkan dengan zaman batu lainnya adalah adanya tradisi pembuatan bangunan dari batu yang berukuran sangat besar.

Pada zaman Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum, benda-benda dari batu yang dibuat umumnya berukuran kecil dan digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Peralatan dari batu yang dibuat umumnya berupa beragam jenis kapak dan mata panah.

Sedangkan zaman Megalitikum sering disebut sebagai zaman Batu Besar karena manusia yang hidup pada periode ini dapat menciptakan bangunan dari batu yang berukuran sangat besar.

Baca juga: 10 Bangunan Megalitikum yang Ditemukan di Indonesia

Bangunan-bangunan batu besar yang dibuat pada masa Megalitikum di antaranya:

  • Menhir
  • Dolmen
  • Sarkofagus
  • Kubur batu
  • Waruga
  • Arca
  • Punden berundak

Ciri-ciri zaman Megalitikum lainnya adalah, hasil kebudayaan dari batu yang berukuran besar dibuat untuk tujuan keagamaan.

Tujuan pembuatan bangunan-bangunan Megalitikum berkaitan dengan sistem kepercayaan masyarakatnya, utamanya pemujaan terhadap roh leluhur.

Menhir misalnya, dibuat untuk keperluan pemujaan terhadap roh leluhur atau tanda penguburan.

Baca juga: Menhir: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan

Masyarakat pada zaman Megalitikum percaya bahwa arwah nenek moyang yang telah meninggal masih terus hidup di dunia arwah.

Mereka juga meyakini bahwa kehidupannya sangat dipengaruhi oleh arwah nenek moyang.

Perlakuan baik terhadap arwah nenek moyang yang meninggal dipercaya akan menghindarkan dari ancaman, begitu pula sebaliknya.

Oleh karena itu, manusia purba pada zaman Megalitikum banyak membuat bangunan dari batu besar untuk keperluan pemujaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com