KOMPAS.com - Zaman Megalitikum atau batu besar diperkirakan berkembang sejak zaman batu muda (Neolitikum) sampai zaman Logam.
Ciri terpenting zaman Megalitikum adalah manusia pendukungnya menciptakan bangunan-bangunan dari batu yang berukuran besar.
Tujuan pembuatan bangunan-bangunan itu berkaitan dengan praktik-praktik kepercayaan, seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Bangunan Megalitik tersebar hampir di seluruh Kepulauan Indonesia dengan bentuk bermacam-macam.
Berikut ini jenis-jenis bangunan Megalitikum yang ditemukan di Indonesia.
Baca juga: Zaman Megalitikum: Peninggalan, Sejarah, Ciri, dan Kepercayaan
Kubur batu adalah wadah penguburan mayat yang terbuat dari papan-papan batu dan berbentuk persegi panjang.
Papan batu tersebut berjumlah enam buah dan disertai tutup, yang disusun langsung di dalam lubang yang telah disiapkan lebih dulu.
Di Indonesia, peti kubur batu dapat ditemukan di Sumatera Selatan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta), dan Cepu (Jawa Timur).
Biasanya, di dalam peti kubur batu juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak beserta alat-alat perunggu atau barang yang dibawa saat jasad dikebumikan.
Baca juga: Perbedaan Sarkofagus dengan Peti Kubur Batu
Menhir atau batu tegak adalah batu alam yang telah dibentuk untuk keperluan pemujaan atau untuk tanda penguburan.
Ukuran menhir bisa sangat bervariasai, tetapi sering kali berbentuk meruncing ke arah atas.
Dalam kepercayaan animisme, menhir adalah alat pengikat antara arwah nenek moyang dengan anak cucunya. Sehingga melalui tugu batu ini, mereka memuja arwah nenek moyangnya.
Di Indonesia, daerah persebaran menhir cukup luas, di antaranya banyak ditemukan di Sumatera Barat, Pasemah (Sumatera Selatan), Pugungharjo (Lampung), Kosala dan Lebak Sibedug, Leles, Karang Muara, Cisolok (Jawa Barat), Yogyakarta, Pekauman Bondowoso (Jawa Timur), Orunyan dan Sembiran (Bali), serta Belu (Timor).
Baca juga: Menhir: Pengertian, Fungsi, dan Lokasi Penemuan
Dolmen atau meja batu adalah peninggalan yang terdiri dari sebuah batu besar yang ditopang oleh batu-batu berukuran lebih kecil sebagai kakinya.
Dolmen merupakan salah satu peninggalan zaman praaksara yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sesaji, yang akan dipersembahkan kepada arwah nenek moyang dan untuk peribadatan.