Hasilnya, disepakati perubahan nama Pesindo menjadi Pemuda Rakyat.
Dengan demikian, Pesindo resmi sudah tidak lagi berfungsi dan berganti nama menjadi Pemuda Rakyat.
Baca juga: Sejarah Gerwani, Gerakan Wanita Indonesia
Tujuan Pemuda Rakyat adalah melahirkan kader-kader kompeten yang kelak dapat menyebarkan ideologi komunis secara langsung kepada masyarakat Indonesia, khususnya dari golongan kelas bawah.
Anggota dari Pemuda Rakyat sendiri terdiri atas petani, buruh, pelajar, serta mahasiswa.
Dalam usaha untuk menyebarkan marxisme ke tengah masyarakat, Pemuda Rakyat juga melaksanakan pendidikan ideologi dan politik tingkat daerah atau kabupaten di Sekolah Pemuda Rakyat Daerah Besar (SPDB).
Kendati demikian, usaha Pemuda Rakyat untuk bisa menyebarkan marxisme dalam bidang pendidikan tidak serta-merta berjalan mudah.
Selain karena bertentangan dengan sistem adat yang sedikit feodal, masyarakat juga lebih dipusingkan dengan masalah perekonomian.
Walau begitu, Pemuda Rakyat dikatakan cukup berhasil, di mana anggota-anggotanya memiliki partisipasi dalam organisasi sayap kiri lainnya, seperti Lekra, Gerwani, dan BTI.
Baca juga: Lekra: Latar Belakang, Tokoh, dan Perkembangannya
Eksistensi Pemuda Rakyat ikut melebur seiring dengan terjadinya peristiwa Gerakan 30 September pada 1965.
Dalam peristiwa itu, PKI dituding menjadi dalang di balik peristiwa pembunuhan tujuh jenderal Angkatan Darat.
Guna mengatasi hal ini, Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto pun meminta kepada Presiden Soekarno agar diberi kepercayaan untuk mengusut tuntas masalah ini.
Presiden Soekarno pun setuju dan mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Kebijakan pertama yang dilakukan Soeharto adalah menumpas habis PKI dan antek-anteknya.
Seiringan dengan itu, rezim pun berubah dari Orde Lama menjadi Orde Baru.
Dengan dibubarkannya PKI, maka Pemuda Rakyat yang juga bersayap kiri turut dibubarkan pada 1965-1966.
Referensi: