Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bias Sejarah: Pengertian dan Contohnya

Kompas.com - 08/09/2022, 11:06 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Dengan demikian, sejarah sebagai cerita juga masih dipengaruhi oleh penafsiran sejarawan dalam memaknai sebuah peristiwa tertentu.

Baca juga: Mengapa Supersemar Masih Menjadi Kontroversi?

Contoh bias sejarah

Contoh bias sejarah yang terjadi di Indonesia adalah tentang Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).

Supersemar adalah surat yang menjadi tonggak awal perubahan pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru.

Supersemar dikeluarkan pada 11 Maret 1946, yang berisi pemberian mandat kekuasaan kepada Menteri/Panglima Angkatan Darat Soeharto.

Letak bias sejarah dalam surat tersebut dapat dilihat dari adanya perbedaan interpretasi mengenai maksud dikeluarkannya Supersemar.

Setelah Supersemar dikeluarkan, Soeharto segera melakukan aksi beruntun, seperti membubarkan PKI, menangkap 15 menteri pro-Soekarno, mengontrol media massa, dan mengembalikan anggota Tjakrabirawa ke daerah asal.

Sementara itu, menurut Soekarno, Supersemar adalah instruksi kepada Letjen Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu guna mengawal jalannya pemerintahan.

Kemudian, Supersemar juga berisi tentang perintah pengendalian keamanan, termasuk keamanan diri Soekarno sebagai presiden beserta keluarganya.

Akan tetapi, jenderal yang membawa Supersemar dari Bogor ke Jakarta, yaitu Amir Machmud pada 11 Maret 1946, menyimpulkan bahwa surat itu merupakan penanda pengalihan kekuasaan.

Perbedaan interpretasi inilah yang membuat Presiden Soekarno sempat mengecam tindakan Soeharto karena dianggap menyalahgunakan Supersemar.

Selama pemerintahan Orde Baru berkuasa, Soeharto pun membuat narasi tulisan sejarah bahwa Supersemar memang berisi mandat pengalihan kekuasaan dari Soekarno.

Baca juga: Biografi Amir Machmud: Jenderal di Balik Terbitnya Supersemar

Di sanalah letak bias sejarah yang terjadi seputar Supersemar serta pengalihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru.

 

Referensi:

  • Tim Redaksi Majalah Tebuireng. (2017). Merajut Perdamaian di Tengah Perselisihan, Majalah Tebuireng Edisi 52. Jawa Timur: Majalah Tebuireng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com