Saat itu, armada Spanyol yang terdiri dari lima kapal dengan 300 prajurit tiba di Tidore di bawah pimpinan Martin Ignatius Karkafe.
Kehadiran Karkafe membuat Gubernur Portugis di Ternate, Jorge de Menezes, marah dan mengirim utusan ke Tidore.
Baca juga: Kedatangan Portugis di Ternate
Ketika menjawab utusan Portugis, Karkafe mengaku tidak membuat kesalahan, karena mereka melalui jalur Magellan dan tidak mengikuti rute pelayaran Portugis, seperti kesepakatan mereka dalam Perjanjian Tordesillas.
Kemelut Spanyol-Portugis itu akhirnya diselesaikan dengan Perjanjian Saragoza pada 1529.
Bangsa Spanyol akhirnya mau mundur dari Maluku ke Filipina dengan kompensasi sebesar 350.000 ducats.
Kendati demikian, perjanjian itu tidak sepenuhnya menghilangkan keberadaan bangsa Spanyol dari Maluku.
Armada Spanyol tetap datang untuk berdagang dan baru benar-benar angkat kaki ketika Belanda menguasai hegemoni di Kepulauan Maluku.
Referensi: