KOMPAS.com – Pembantaian Rawagede adalah peristiwa pembunuhan yang dilakukan Belanda terhadap penduduk Kampung Rawagede (sekarang Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat) pada 9 Desember 1947.
Ketika tentara Belanda menyerang Bekasi, ribuan warga mengungsi ke daerah Rawagede.
Pertempuran kemudian berkobar di kedua tempat tersebut sehingga menewaskan ratusan orang yang berasal dari kalangan sipil.
Atas peristiwa mengenaskan ini, pada 14 September 2011, pengadilan Den Haag meminta pemerintah Belanda bertanggung jawab dan membayar kompensasi kepada para korban dan keluarganya.
Baca juga: Alasan TRI dan Pemuda Membumihanguskan Aset Kota Bandung
Pasca-proklamasi kemerdekaan Indonesia, tentara Belanda masih terus berusaha menguasai kembali wilayah Indonesia dengan melancarkan Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli-5 Agustus 1947.
Setelah tentara Belanda datang bersama tentara Sekutu, mereka berhasil menguasai wilayah Jawa Barat.
Akibatnya, Tentara Republik Indonesia (TRI) banyak yang memilih mundur ke pedesaan dan bergabung bersama rakyat setempat untuk membangun pertahanan menghadapi serangan Belanda.
Beberapa pasukan TRI bermarkas di Desa Rawagede dan dipimpin oleh Kapten Lukas Kustarjo.
Sejak lama, Kapten Lukas memang sudah menjadi incaran Belanda karena ia berkali-kali telah menyerang pos-pos militer Belanda.
Alasan Desa Rawagede dijadikan sebagai markas pertahanan oleh TRI adalah sebagai berikut:
Apesnya, markas pejuang di Desa Rawagede diketahui oleh antek-antek Belanda.
Baca juga: Lukas Kustaryo, Pejuang yang Dijuluki Begundal Karawang
Suatu waktu, saat Kapten Lukas sedang menelusuri perjalanan menuju Sukatani, Bekasi, perjalanan mereka tercium oleh mata-mata Belanda.
Mereka segera melapor ke pihak militer Belanda bahwa Kapten Lukas telah menyusup ke Rawagede.
Tanpa pikir panjang, tentara militer Belanda segera mempersiapkan rencana penyerangan mendadak terhadap Kapten Lukas dan prajuritnya.
Setelah semua siap, tentara Belanda yang dipimpin oleh Mayor Wajiman langsung menyerbu Desa Rawagede pada pagi hari tanggal 9 Desember 1947.