Ada sekitar enam juta kaum Yahudi yang dilaporkan tewas terbunuh oleh pasukan Nazi.
Hitler dan Mussolini juga tercatat sebagai tokoh yang memicu pecahnya Perang Dunia II karena ambisi mereka untuk merebut kekuasaan negara-negara lain.
Pada awalnya, Mussolini sempat memandang rendah Hitler dan menilai Nazi hanyalah imitasi jelek fasisme.
Sebab, saat Mussolini telah memimpin Italia, Hitler masih menjadi ketua partai kecil di Jerman.
Selain itu, Mussolini juga merasa bahwa Italia adalah bangsa yang memiliki sejarah kejayaan di masa lalu.
Sebaliknya, Hitler justru sangat mengagumi Mussolini dan menjadikan diktator Italia itu sebagai panutan.
Di samping itu, Hitler juga merasa perlu menjalin kerja sama dengan Italia agar dapat menguasai Eropa.
Pada 14 juni 1934, Hitler pun berkunjung ke Venesia, Italia, untuk menemui Mussolini.
Namun, Hitler tidak mendapatkan sambutan hangat dari Mussolini yang cenderung meremehkan pemimpin Nazi Jerman itu.
Baca juga: Mengapa Hitler Kalah di Perang Dunia II?
Penilaian Mussolini terhadap Hitler perlahan berubah seiring dengan kesuksesan yang berhasil dicapai Nazi.
Pada 1937, Mussolini berkunjung ke Berlin dan terkesima menyaksikan sambutan luar biasa dari rakyat Jerman.
Pemimpin fasis Italia itu juga kagum melihat keperkasaan militer dan pabrik-pabrik di Jerman.
Kedua pemimpin diktator kejam itu pun mulai bersahabat.
Sekembalinya dari Jerman, Mussolini pun mulai meniru gagasan-gagasan Hitler tentang pemerintahan untuk diterapkan di Italia.
Bukan hanya itu, Mussolini juga mengikuti langkah Hitler untuk membantai kaum Yahudi di Italia.