Di Jakarta, Maeda menjadi penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat ke-16 Jepang.
Laksamana Maeda memiliki peran cukup penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
Pada Oktober 1944 atau setelah Perdana Menteri Jepang Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia, Laksamana Maeda pun membentuk Asrama Indonesia Merdeka.
Asrama itu dibangun Maeda sebagai sarana menciptakan pemimpin-pemimpin negara Indonesia merdeka.
Simpati Laksamana Maeda terhadap keinginan Bangsa Indonesia untuk merdeka juga ditunjukkan dengan kesediaanya menyiapkan rumah sebagai tempat peremusan teks proklamasi.
Rumah Laksamana Maeda dipilih sebagai tempat perumusan teks proklamasi karena perwira Jepang itu bersedia melindungi Soekarno dan Hatta.
Sebagai Kepala Perwakilan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, Laksamana Maeda memiliki imunitas terhadap angkatan perang Jepang.
Oleh sebab itu, Soekarno dan Hatta lebih aman berada di rumah Laksamana Maeda karena tidak akan diserang oleh angkatan perang Jepang.
Berkat perlindungan Laksamana Maeda di rumahnya, perumusan teks proklamasi Indonesia pun dapat berjalan lancar.
Meski begitu, perannya dalam persiapan kemerdekaan Indonesia membuat Laksamana Maeda harus menerima konsekuensi cukup serius.
Setelah Indonesia merdeka, Laksamana Maeda ditangkap sekutu dan harus mendekam di penjara hingga 1947 karena dinilai sebagai penghianat.
Seusai dibebaskan dari penjara, Laksamana Maeda kembali ke Jepang dan harus menghadapi pengadilan militer.
Baca juga: Kisah di Balik Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Namun, Laksamana Maeda akhirnya dinyatakan tidak bersalah. Ia kemudian memilih mundur dari jabatannya di milter.
Laksamana Maeda meninggal dunia di Jepang pada usia 79 tahun, tepatnya pada 13 Desember 1977.
Referensi: