KOMPAS.com - Pada 29 April 1942, Jepang membentuk Gerakan Tiga A dengan tujuan meraih dukungan rakyat dan tokoh Indonesia.
Kala itu, Jepang tengah mengobarkan Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik melawan negara-negara Barat.
Perang itu dikobarkan Jepang untuk membebaskan seluruh wilayah Asia dari penjajahan Barat.
Jepang kemudian melancarkan propaganda dengan membentuk Gerakan Tiga A (3A).
Baca juga: Cerita di Balik Kelahiran Pancasila dan 3 Tokoh yang Merumuskannya
Gerakan Tiga A resmi dibentuk Jepang pada 29 April 1942, bertepatan dengan hari kelahiran Kaisar Hirohito.
Gerakan ini dipelopori oleh Kepala Departemen Propaganda (Sendenbu) Jepang, Hitoshi Shimizu, yang kemudian menunjuk tokoh pergerakan nasional Indonesia, Mr Syamsudin (Raden Sjamsoeddin) sebagai ketua.
Gerakan Tiga A yang dibentuk Jepang memiliki tiga semboyan, yaitu:
1. Nipppon Pelindung Asia
2. Nippon Pemimpin Asia
3. Nippon Cahaya Asia
Adapun dalam pelaksanaannya, Gerakan Tiga A meliputi berbagai bidang pendidikan yang dapat memenuhi sasaran dengan menampung pemuda-pemuda dalam jumlah besar.
Propaganda itu membuat sekolah-sekolah di Indonesia kemudian berjalan menurut sistem pendidikan Jepang.
Gerakan Tiga A (3A) juga mendirikan Sasan A aeinen Kunrensyo atau Pendidikan Pemuda Tiga di Jatinegara pada Mei 1942.
Sasan A aeinen Kunrensyo dibentuk untuk memberikan kursus kilat selama setengah bulan bagi remaja berusia 14-18 tahun.
Baca juga: Benarkah Relief Candi Penataran Bukti Penaklukan Bangsa Maya?
Propaganda Jepang lewat Gerakan Tiga A tidak berhasil karena tidak mendapatkan simpati dari rakyat dan tokoh-tokoh politik Indonesia.
Tokoh-tokoh nasionalis menilai Gerakan Tiga A lebih banyak menonjolkan kepentingan Jepang ketimbang Indonesia.
Pada akhirnya, Jepang pun memilih membubarkan Gerakan Tiga A karena dianggap gagal.
Gerakan Tiga A pun resmi dibubarkan Jepang pada akhir tahun 1942.
Referensi: