KOMPAS.com – Oto Iskandar di Nata adalah salah satu Pahlawan Nasional yang memiliki peranan penting dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.
Semasa hidup, Oto Iskandar di Nata dikenal sebagai sosok yang berjiwa pemberani, karena ia kerap menyampaikan kritik pedas terhadap pemerintah kolonial Belanda terutama selama menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat).
Berkat sifat pemberaninya itu, Oto Iskandar di Nata dijuluki sebagai Si Jalak Harupat.
Jalak Harupat sendiri adalah sebutan untuk ayam jantan yang dimitoskan sebagai ayam yang kuat, pemberani, dan selalu menang ketika diadu.
Lantas, bagaimana awal mula julukan Si Jalak Harupat bisa diberikan kepada Oto Iskandar di Nata?
Baca juga: Kebijakan Belanda di Indonesia pada Abad ke-20
Oto Iskandar di Nata lahir pada tanggal 31 Maret 1897 di Bojongsoang, Jawa Barat.
Ia merupakan anak bungsu dari pasangan Raden Haji Adam Rahmat dan Siti Hidayah. Sewaktu kecil, Oto sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Guru Atas.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Oto memilih untuk bekerja sebagai guru di Hollandsch Inlandsche School (HIS) di Banjarnegara.
Sejak menjadi guru, Oto banyak menyalurkan perhatiannya di bidang pergerakan Nasional.
Ia juga bergerak aktif dalam organisasi Budaya Sunda yang bernama Paguyuban Sunda, di mana ia berperan sebagai Sekretaris Pengurus Besar pada 1928.
Dua tahun setelahnya, 1930, Oto Iskandar di Nata dipilih menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) sebagai wakil dari Paguyuban Pasundan untuk periode 1930-1941.
Selama menjadi anggota Volksraad, Oto dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani.
Ia kerap menyampaikan kritik tajam terhadap pemerintahan Belanda yang dianggap bertentangan dengan pandangannya.
Bahkan, Oto juga berani membongkar segala seluk-beluk, kejelekan, dan kecurangan yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda selama menduduki Indonesia.
Berkat keberaniannya itulah, Oto Iskandar di Nata dijuluki sebagai Si Jalak Harupat, yang berarti Burung Jalak yang Berani.