Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Indonesia-Rusia: "Kemesraan" Jakarta-Moskwa di Era Sukarno

Kompas.com - 02/07/2022, 16:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

KOMPAS.com - Sejarah hubungan Indonesia dan Rusia yang telah terjalin selama 72 tahun, terbilang cukup unik.

Pada era pemerintahan Presiden Sukarno, Indonesia memiliki hubungan "mesra" dengan Rusia yang kala itu masih bernama Uni Soviet.

Meski sejarah hubungan diplomatik Indonesia dan Rusia baru resmi dimulai pada 1950, "kemesraan" kedua negara itu sebenarnya telah terjalin sejak masa awal kemerdekaan.

Baca juga: Sejarah Hubungan Rusia dan Ukraina

Kedekatan ideologi antara Uni Soviet dan para pemimpin gerakan kemerdekaan Indonesia, terutama Sukarno dan Tan Malaka, melatarbelakangi hubungan harmonis kedua negara pada masa itu.

 

Dukungan Uni Soviet untuk Kemerdekaan Indonesia

Uni Soviet juga menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan Republik Indonesia (RI) yang memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan pada 1945, Uni Soviet telah berkali-kali mengangkat masalah kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia untuk diperjuangkan.

Uni Soviet selalu mengecam kolonialisme Belanda serta mendukung Indonesia untuk menjadi negara merdeka dan berdaulat.

Bukan hanya itu, Uni Soviet juga menjadi negara yang dengan tegas menuntut dihentikannya agresi militer Belanda ke Indonesia.

Kecaman Uni Soviet terhadap agresi militer Belanda disuarakan oleh delegasi mereka, Dmitry Manuilsky, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di London pada 21 Januari 1946.

Dia menuntut Dewan Keamanan PBB yang baru dibentuk, untuk mengambil langkah tegas menghentikan agresi militer Belanda ke Indonesia.

Dukungan Uni Soviet untuk kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia juga mereka suarakan saat mengikuti beberapa forum internasional, seperti Konferensi Asia di Delhi pada 1949 serta pertemuan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) 1947-1948.

Hal itu diketahui menjadi latar belakang kedekatan Indonesia dengan Uni Soviet pada masa awal kemerdekaan.

Bahkan, tokoh-tokoh pemimpin bangsa, seperti Ali Sastro Amidjojo, Ir Djuanda, Sartono, Wilopo, dan Adam Malik, secara terang-terangan menyampaikan rasa terima kasih kepada Uni Soviet dalam pidato-pidato mereka.

Kedekatan dengan Uni Soviet pun diakui oleh L.N Palar, Diplomat Indonesia yang menjabat wakil Tanah Air di PBB pada masa itu.

Dia menyatakan, Indonesia dan Uni Soviet telah menjalin hubungan tidak resmi pada masa itu.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com