KOMPAS.com - Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono atau IJ Kasimo adalah salah satu tokoh besar bangsa Indonesia.
IJ Kasimo merupakan pejuang kemerdekaan dan politisi Indonesia dari golongan Katolik yang menjadi salah satu pendiri Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI).
Setelah Indonesia merdeka, ia beberapa kali menjabat sebagai menteri. Ketika menjabat sebagai Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I (1948-1949), ia mencetuskan program ekonomi yang terkenal.
Program ekonomi yang dibentuk IJ Kasimo dikenal sebagai Kasimo Plan, yang dicetuskan untuk menyelesaikan masalah pangan Indonesia.
Atas jasanya bagi bangsa Indonesia, IJ Kasimo dinobatkan sebagai pahlawan nasional dan pernah mendapatkan anugerah Bintang Santo Gregorius Agung melalui Surat Keputusan Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga: Kasimo Plan, Upaya Menyelesaikan Masalah Pangan Indonesia
Kasimo Hendrowahyono lahir di Yogyakarta pada 10 April 1900. Ia merupakan putra dari Ronosentiko dan Dalikem.
Ayahnya merupakan seorang priayi, yang mengabdikan diri di Keraton Kesultanan Yogyakarta.
Oleh karena itu, sejak kecil Kasimo dididik sesuai dengan tradisi keraton. Kendati demikian, ia berani menjajaki hal baru dengan menempuh pendidikan dan mengejar mimpi di luar dunia kepriayian.
Kasimo bersekolah di Bumi Putra Gading, sebelum melanjutkan pendidikannya di Muntilan di sekolah yang didirikan oleh Romo van Lith.
Dari situlah, ia tertarik untuk belajar agama Katolik dan pada April 1913, Kasimo dibaptis secara Katolik dan mendapat nama baptis Ignatius Joseph.
Pada 1918, IJ Kasimo melanjutkan studi di Middelbare Landbouw School di Bogor, di mana ia kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java.
Baca juga: Jong Java: Sejarah, Aksi Politik, dan Indonesia Moeda
IJ Kasimo merupakan tokoh agama Katolik dan sosok penting bagi kemerdekaan Indonesia.
Pada 1923, ia tercatat sebagai salah satu pendiri Pakempalan Politik Katolik Djawi (PPKD), yang kemudian berubah nama menjadi Perkoempoelan Politiek Katholiek di Djawa dan lalu menjadi Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI) pada 1933.
Dalam rapat pada 1924, di mana IJ Kasimo diangkat menjadi ketua, ia memberikan penjelasan sebagai berikut:
Baca juga: Sejarah Masuk dan Berkembangnya Katolik di Indonesia
Pada 1933, PPKD berubah nama menjadi Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI), dan mencoba membuka keanggotaan bagi orang Indonesia non-Jawa.