Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Takhta Jawa I: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Kompas.com - 21/06/2022, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Takhta Jawa Pertama atau Perang Suksesi Jawa I adalah konflik antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.

Konflik ini terjadi akibat perebutan kekuasaan atas Kerajaan Mataram Islam, yang menimbulkan peperangan pada 1704 hingga 1708.

Perebutan kekuasaan tersebut dimenangkan oleh Pangeran Puger yang dibantu oleh VOC.

Baca juga: Amangkurat I, Raja Kesultanan Mataram yang Zalim

Latar belakang Perang Suksesi Jawa I

Pada 1703, Amangkurat II, saudara Pangeran Puger, meninggal dunia. Penggantinya adalah Raden Mas Sutikna yang bergelar Amangkurat III.

Pangeran Puger, yang berselisih dengan Amangkurat III, memilih lari ke Semarang untuk mencari bantuan VOC.

Pangeran Puger menganggap bahwa Amangkurat III merupakan musuh bersama, antara Kesultanan Mataram dan VOC.

Selain itu, Pangeran Puger juga menyatakan bahwa rakyat Jawa lebih mendukungnya sebagai raja daripada Amangkurat III.

Untuk melawan Amangkurat III, Pangeran Puger telah mendapat dukungan Cakraningrat II dari Madura.

Merespons dukungan dari Cakraningrat II, VOC, yang telah bersekutu dengan tokoh asal Madura itu, juga mendukung Pangeran Puger.

Baca juga: Kerajaan Mataram Islam: Pendiri, Kehidupan Politik, dan Peninggalan

Pada 1704, VOC mengakui Pangeran Puger sebagai raja Mataram dengan gelar Pakubuwono I.

Pengakuan VOC inilah yang menjadi awal dari pecahnya Perang Suksesi Jawa I atau Perang Takhta Jawa I.

Jalannya perang

Setelah pengakuan dari VOC, banyak wilayah pesisir utara yang tidak tertarik mendukung Pakubuwono I.

Akan tetapi, salah satu daerah di pesisir, yakni Cirebon, lebih memilih menjadi bawahan VOC daripada terbawa perang.

Pada akhir 1704, Pakubuwono I berhasil menundukkan Demak, yang disusul dengan serangan ke Kartasura.

Baca juga: Hubungan antara Kerajaan Demak dengan Mataram Islam

Akibat serangan itu, Amangkurat III terpaksa melarikan diri ke timur dan mencari suaka kepada Untung Surapati.

Pada September 1704, Pakubuwono I masuk ke Kartasura dan menduduki takhta Mataram.

Pasukan Pakubuwono I terdiri dari prajurit Jawa dan Madura, serta didukung oleh VOC, suku Bugis, Makassar, Bali, Melayu, Banda, Ambon, dan Mardijkers (tawanan Belanda yang diperoleh setelah menguasai daerah jajahan Portugis).

Setelah itu, gabungan pasukan Mataram, VOC, dan Madura melakukan kampanye militer, yang berhasil membunuh Untung Surapati di Bangil pada 1706.

Setahun kemudian, Pasuruan berhasil dikuasai Mataram hingga membuat Amangkurat III menyingkir ke Malang.

Baca juga: Ki Ageng Pamanahan, Pendiri Wangsa Mataram Islam

Akhir perang

Setelah Pasuruan takluk, terjadi perang yang sangat memberatkan kedua belah pihak.

Perang tersebut bahkan memaksa Amangkurat III berunding dengan VOC pada 1708.

Dalam perundingan tersebut, Amangkurat III meminta syarat untuk diberikan sebagian Jawa dan tidak tunduk kepada Pakubuwono I.

Namun, VOC memiliki rencana lain, yakni menangkap Amangkurat III dan mengasingkannya ke Sri Lanka hingga akhir hayatnya pada 1734.

 

Referensi:

  • M.C Ricklefs. (2008). Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com