Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekejaman Jepang di Indonesia

Kompas.com - 16/06/2022, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kedatangan Jepang pada akhir 1941 mengawali penjajahannya atas Indonesia.

Meski menjajah dalam waktu singkat, yakni antara 1942 hingga 1945, Jepang memerintah dengan sangat kejam.

Beberapa contoh kekejaman Jepang selama di Indonesia adalah adanya romusha hingga Genosida Mandor di Kalimantan Barat.

Lantas, apa saja kekejaman Jepang terhadap Indonesia?

Merampas hak rakyat

Kedatangan Jepang dibarengi dengan propaganda Tiga A, yakni Jepang Cahaya, Pemimpin, dan Pelindung Asia.

Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua dari Indonesia. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan simpati dari rakyat pribumi.

Akan tetapi, setelah menduduki Indonesia, tentara Jepang kemudian mengambil berbagai kebutuhan dari rakyat, seperti makanan, obat-obatan, bahkan pakaian pun hilang dari peredaran.

Akibatnya, rakyat begitu menderita dan terpaksa mengenakan pakaian serta makan seadanya.

Baca juga: Alasan Jepang Membubarkan Tiga A

Kerja paksa

Kekejaman Jepang selama di Indonesia juga terlihat pada praktik kerja paksa atau romusha.

Tentara Jepang memaksa rakyat Indonesia, terutama petani, untuk mengerjakan segala sesuatu yang dibutuhkan.

Para pekerja dipaksa terjun ke medan perang, membangun benteng, penjara, dan lain sebagainya.

Setiap hari, para pekerja paksa harus melaksanakan tugas berat tanpa istirahat dan makanan yang cukup.

Baca juga: Apa Itu Romusha?

Menjadikan rakyat kelinci percobaan virus dan bakteri

Ketika menduduki Indonesia, Jepang tengah terlibat dalam Perang Asia Timur Raya dan Perang Dunia II.

Untuk memenangkan pertempuran itu, tentara Jepang menggunakan segala cara, salah satunya adalah dengan senjata biologis.

Metode ini dilaksanakan oleh Operasi Unit 731, yang memiliki laboratorium di Harbin, Tiongkok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com