Perusahaan dagang Inggris, Muscovy, memulai eksploitasi perburuan paus di teluk-teluk sekitaran Pulau Spitsbergen, Norwegia, pada 1610.
Tidak lama kemudian, Belanda dengan organisasi bisnis yang lebih baik dan melalui kekerasan, berhasil mengalahkan Inggris dalam perburuan paus.
Baca juga: Tea Act, Monopoli Teh oleh Inggris di Amerika
Pulau Spitsbergen, yang merupakan basis perburuan paus milik Inggris, diambil alih oleh Belanda.
Kemudian, didirikan pangkalan perburuan paus bernama Smeerenburg pada 1619.
Perburuan paus terus dilakukan sampai populasinya di Atlantik menurun, dan pada 1660-an akhirnya Smeerenburg ditutup.
Kendati demikian, sampai 1700-an perburuan paus meluas ke seluruh dunia, termasuk Antartika.
Perburuan paus di Amerika mencapai puncaknya pada 1800-an. Perkembangan teknologi, termasuk tombak dan kapal uap, menjadikan penangkapan paus lebih efisien.
Tombak modern tidak lagi dilempar dengan tangan kosong, melainkan dilontarkan melalui pistol dan meriam.
Baca juga: Sejarah Walkman, Alat Pemutar Musik Legendaris dari Jepang
Beberapa ujung tombak dilengkapi dengan granat yang digunakan untuk melumpuhkan organ vital paus dan menyebabkan pendarahan, sehingga paus lebih cepat tewas.
Paus menjadi salah satu komoditas dagang berharga senilai jutaan dollar. Pada masa ini, perburuan paus dilakukan hampir di seluruh dunia, dari Samudra Atlantik, Samudra Hindia, sampai Samudra Pasifik.
Populasi paus di seluruh dunia pun menurun drastis.
Pada 1925, Liga Bangsa-Bangsa (LBB) menyatakan bahwa paus sudah dieksploitasi secara berlebihan dan diperlukan kegiatan mengatur penangkapan paus.
Pada 1930, dibentuklah Bureau of International Whaling Statistics (Brio Statistik Penangkapan Paus Internasional) untuk mendata semua tangkapan paus di dunia.
Lankah ini dilanjutkan pada 1931, dengan diadakannya konvensi peraturan perburuan ikan paus, yang ditandatangani oleh 22 negara.
Baca juga: Woodrow Wilson, Presiden AS Pendiri Liga Bangsa-Bangsa
Namun, negara-negara yang tercatat memburu paus dengan jumlah terbanyak, seperti Jepang dan Jerman, tidak ikut andil dalam konvensi tersebut.