Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara Labuhan, Tradisi Panembahan Senopati yang Masih Lestari

Kompas.com - 24/05/2022, 09:00 WIB
Febi Nurul Safitri ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Upacara Labuhan merupakan ritual memberikan sesaji kepada roh yang dipercaya mendiami atau berkuasa di suatu tempat. 

Labuhan berasal dari kata "labuh", yang artinya membuang sesuatu ke dalam air sungai atau laut.

Upacara Labuhan telah menjadi tradisi Kasultanan Yogyakarta sejak zaman dulu, tepatnya sejak Kerajaan Mataram Islam didirikan oleh Panembahan Senopati.

Upacara ini diadakan dalam waktu tertentu dan tidak hanya dilakukan dengan cara membuang benda-benda ke dalam air sungai atau laut, tetapi juga ke gunung maupun ke tempat khusus lainnya.

Baca juga: Keraton Yogyakarta: Sejarah Berdirinya, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Asal-usul Upacara Labuhan

Pada awalnya, Upacara Labuhan dilakukan untuk kepentingan politik, yakni pada ketika Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam, mencari dukungan untuk memperkuat kedudukannya di Yogyakarta.

Dukungan tersebut didapatkan dari Kanjeng Ratu Kidul, yang dipercaya sebagai penguasa Laut Selatan.

Panembahan Senopati kemudian bekerja sama dengan Kanjeng Ratu Kidul, guna mendapatkan kehidupan yang damai, adil, dan makmur, serta terhindar dari segala kesulitan.

Ada pula yang meyakini bahwa Panembahan Senopati melakukan pernikahan spritual dengan Kanjeng Ratu Kidul.

Sebagai imbalannya, Panembahan Senopati harus memberikan persembahan dalam bentuk Upacara Labuhan.

Sepeninggal Panembahan Senopati, upacara ini masih dilakukan oleh Kerajaan Mataram Islam, sebagai penghormatan dari perjanjian tersebut.

Baca juga: Panembahan Senopati, Pendiri Kerajaan Mataram Islam

Konon, apabila Upacara Labuhan diabaikan oleh Kerajaan Mataram Islam, yang saat ini telah terpecah menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, maka Kanjeng Ratu Kidul akan murka dan menimbulkan malapetaka.

Oleh karena itu, Upacara Labuhan masih dilakukan oleh Kasultanan Yogyakarta dalam waktu tertentu.

Pihak Keraton Yogyakarta juga menyebutkan makna lain dari tradisi Labuhan, yakni untuk menjaga kelestarian alam dengan melabuhkan berbagai makanan ke laut.

Sementara sebagian masyarakat meyakini tujuan dari upacara Labuhan adalah untuk keselamatan Sri Sultan, Keraton Yogyakarta, maupun untuk rakyat Yogyakarta sendiri.

Baca juga: Perbedaan Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul

Jenis Upacara Labuhan

Upacara Labuhan dilakukan secara resmi oleh Keraton Yogyakarta dalam peristiwa-peristiwa tertentu, di antaranya:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com